Jayapura, Jubi – Direktorat Kepercayaan Terhadap Tuhan Yang Maha Esa dan Masyarakat Adat Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi menyelenggarakan pembekalan sekolah lapang kearifan lokal di Kampung Skouw Mabo, Distrik Muara Tami, Kota Jayapura, yang diikuti pemuda-pemudi adat yang berlangsung di Balai Kampung Skouw Mabo, Rabu (12/4/2023).
Direktur Kepercayaan Terhadap Tuhan Yang Maha Esa dan Masyarakat Adat melalui Kapokja Masyarakat Adat, Dr. Julianus Limbeng, mengatakan salah satu bentuk pendidikan kontekstual yang bertujuan mendukung percepatan pemajuan kebudayaan di Papua.
“Sangat penting dimulai dari kampung, karena banyak tokoh budaya itu sendiri yang menggerakkan mereka untuk melestarikan budaya, sehingga mengenali potensi budaya yang ada di kampung,” ujarnya.
Melibatkan masyarakat kampung mulai dari tokoh-tokoh budaya di kampung, seperti ondoafi, orang tua, sehingga aspek budaya yang dilupakan diangkat kembali sebagai pemanfaatannya untuk pertumbuhan ekonomi dan penguatan karakter jati diri.
“Sehingga budaya tetap lestari, dipertahankan dan dikembangkan agar tidak punah. Semoga ini bisa menjadi praktik baik yang bisa kami lakukan dan bisa dijadikan contoh bagi daerah lain di Tanah Papua,” jelasnya.
Setelah tahapan pembekalan, Limbeng menambahkan, peserta kegiatan diberikan tugas selama dua hari untuk menemukan atau mencari informasi seluas-luasnya terkait dengan objek budaya, seperti permainan rakyat, kelompok teknologi, adat istiadat, ritus, olahraga tradisional, manuskrip, seni, dan tradisi lisan.
Asisten I Bidang Pemerintahan Setda Kota Jayapura, Evert Nicholas Merauje, mengatakan pembekalan ini menjadi media belajar bagi generasi muda adat kepada tokoh-tokoh adat dalam pelestarian budaya lokal.
“Pemerintah sangat mendukung, karena sekolah lapangan kearifan lokal ini untuk melestarikan kearifan lokal agar tidak hilang di tengah-tengah masyarakat,” ujarnya.
Evert Merauje berharap masyarakat beran aktif dalam pelestarian budaya agar tidak hilang atau punah, karena sangat penting untuk generasi ke depan. (*)