Jayapura, Jubi – Sebanyak 22 orang peserta didik mengikuti lomba bercerita budaya daerah lokal Papua (Port Numbay) tingkat SD/MI se-Kota Jayapura.
Kepala Dinas Perpustakaan dan Kearsipan Kota Jayapura, Septinus Ireuw, mengatakan melalui lomba bercerita tersebut diharapkan bisa membangun rasa cinta terhadap cerita rakyat Port Numbay, sehingga budaya lokal terus dilestarikan.
“Meningkatkan minat baca dan terciptanya SDM yang berwawasan luas pada dunia pendidikan dan mempertahankan nilai religius yang terkandung dalam cerita budaya,” ujarnya.
Lomba yang berlangsung satu hari di Terminal Tipe A Entrop Jayapura tersebut untuk memahami hubungkan antara manusia dan alam serta membina anak untuk memiliki jiwa kompetitif, kreatif, dan inovatif.
“Lomba ini sekaligus memeriahkan HUT ke-113 Kota Jayapura. Juri sebanyak tiga orang dari Balai Bahasa Papua, Dinas Pendidikan Kota Jayapura, dan seniman. Kegiatan ini sekaligus memperkenalkan Pojok Baca Digital atau (Pocadi),” jelasnya.
Penjabat Wali Kota Jayapura, Frans Pekey, mengatakan Port Numbay memiliki struktur adat yang sangat baik, yaitu ada ondoafi, kepala suku, dan petugas yang melayani keondoafian.
“Lomba ini merupakan bagian dari kehidupan komunitas [cerita] masyarakat Port Numbay agar tetap berlanjut atau lestari. Contohnya bahasa, penuturnya hampir punah,” ujarnya.
Pemkot Jayapura terus memperkuat kelembagaan adat, sehingga mereka tidak termarjinalkan oleh perubahan dampak dari pembangunan yang luar biasa pesat saat ini.
“Harus masuk dalam kurikulum muatan lokal. Ini tugas kita semua untuk bertanggung jawab dalam memastikan nilai-nilai budaya, mulai dari budaya, bahasa, kerajinan tangan. Lomba bercerita budaya ini harus ada juga di kampung,” katanya. (*)