Jayapura, Jubi – Peningkatan yang bersejarah, total delapan perempuan terpilih dalam pemilu gabungan Kepulauan Solomon, Rabu (17/4/2024). Tercatat tiga orang perempuan dari 50 anggota yang akan bertugas di parlemen nasional, dua perempuan dari 11 anggota di Dewan Kota Honiara, dan tiga perempuan di tingkat parlemen provinsi dari 10 provinsi.
“Tiga orang akan bertugas di parlemen nasional, dua orang di Dewan Kota Honiara, dan tiga orang di tingkat pemerintah provinsi,” kata Ketua Komisioner Pemilu Jasper Anisi menyampaikan hal ini kepada wartawan dalam konferensi media yang dikutip jubi.id dari https://indepthsolomons.com.sb, Minggu (5/5/2024).
“Ada delapan perempuan yang dideklarasikan dalam pemilu gabungan parlemen, jadi selamat bagi perempuan yang berhasil meraih kursi,” katanya.
Untuk kursi nasional, Cathy Nori adalah Anggota Parlemen Maringe/Kokota, Provinsi Isabel yang baru terpilih.
Choylin Yim Douglas adalah anggota parlemen baru untuk Ngella, Provinsi Kepulauan Tengah. Sementara Freda Rangirei Tuki mempertahankan Daerah Pemilihan Temotu Vatud untuk masa jabatan ketiga.
Di tingkat provinsi, Rhoda Sikilabu telah mempertahankan kursinya untuk masa jabatan keenam sebagai anggota provinsi di daerah Sigana di Provinsi Isabel.
Joycelyn Wesly Ipei mempertahankan kursi provinsinya untuk daerah Nea/Noole di Provinsi Temotu dan pendatang baru Roselyn Emy Akomu MPA untuk Liuanua, Kepulauan Luar Malaita.
Dorah Huapii Iro mempertahankan kursinya di Lingkungan Cruz untuk masa jabatan kedua. Sementara Lydia Yeo mencetak kemenangan pertamanya sebagai Anggota Dewan untuk Lingkungan Panatina di Honiara Timur.
Lydia Yeo asal Korea terpilih untuk Dewan Kota Honiara
Sementara itu, Lydia Yeo, warga negara Kepulauan Solomon yang dinaturalisasi asal Korea telah meraih 1.456 suara daerah wilayah lingkungan Panatina, Dewan Kota Honiara (HCC) dalam Pemilihan Bersama pada Rabu, 17 April 2024.
Ibu berusia 64 tahun yang menjanda dan memiliki tiga anak yang sudah dewasa itu memiliki Akademi Kristen Perch di Honiara Timur dan juga di Tina di Guadalkanal Tengah. Akademi Kristen Perch di Honiara Timur berkembang dari awal yang sederhana sebagai Sekolah Anak Usia Dini menjadi sekolah penuh yang kini menawarkan pendidikan dasar dan menengah.
Lydia, yang masing-masing dianugerahi medali oleh Pemerintah Korea dan Pemerintah Kepulauan Solomon atas pengabdian masyarakat di Korea dan Kepulauan Solomon, juga mendirikan kelompok perempuan bernama Small Stone Group (SSG). Kelompok ini terdiri dari para janda dan ibu kurang mampu di Honiara Timur.
“Saya berasal dari Korea, tetapi sudah lama menjadi warga negara Kepulauan Solomon dan berusia lebih dari 30 tahun. Suami saya juga warga negara Kepulauan Solomon yang dinaturalisasi dari Korea. Kami memiliki tiga anak yang sudah dewasa, tetapi sayangnya suami saya meninggal di sini selama periode Covid-19,” katanya seperti dikutip dari https://www.solomonstarnews.com. (*)
Discussion about this post