Jayapura, Jubi- Pemerintah Papua Nugini berharap tambang tembaga dan emas besar di Wafi-Golpu, Provinsi Morobe, Papua Nugini, mulai beroperasi sebelum akhir bulan depan. Wafi-Golpu merupakan tambang bawah tanah usaha patungan yang melibatkan penambang multinasional, Harmony dan Newmont.
Dalam pemberitaan berjudul PNG govt hopes Wafi-Golpu goldmine operations will begin next month yang dilansir pada Selasa (25/2/2025), Radio New Zealand menyebut Pemerintah Papua Nugini sedang berupaya menegosiasikan izin pertambangan yang terletak 67 kilometer dari Lae di Provinsi Morobe itu. Upaya itu demi memastikan keuntungan yang lebih baik untuk pemerintah dan pemilik tanah.
Ketua tim negosiasi negara bagian Papua Nugini, Dairi Vele mengatakan mereka ingin mencapai hasil yang serupa dengan apa yang dicapai dalam kesepakatan pertambangan emas Porgera. Dalam kontrak penambangan emas Porgera, pembaruan sewa akan memberikan Pemerintah Papua Nugini saham mayoritas dalam operasi penambangan.
“Yang ingin kami lakukan adalah memastikan bahwa semuanya sesuai dengan hukum yang berlaku dalam perjanjian sebelumnya, yang seharusnya sudah diterapkan Newmont di Lihia dan beberapa proyek lamanya. Dalam beberapa proyek lama, negara mengizinkan perusahaan melakukan hal-hal di luar hukum. Di bawah [pemerintahan] Perdana Menteri Marape, kami hanya mengembalikan semua orang ke tempat yang sesuai hukum. Itulah yang membutuhkan waktu,” kata Vele.
Vele mengatakan kontrak sewa pertambangan Wafi-Golpu selama 40 tahun itu akan menjadi kontrak terpanjang yang pernah dinegosiasikan Pemerintah Papua Nugini. Menurut Vele, keuntungan pemerintah dan rakyat Papua Nugini dari penambangan emas dan tembaga di Wafi-Golpu itu bisa melebihi 15 miliar dolar AS (setara Rp245 triliun).
“Jadi kami berharap bahwa dalam beberapa minggu terakhir ini kami telah mengambil semua [langkah] untuk memastikan bahwa dalam 40 tahun ke depan, Papua Nugini, masyarakat Morobe, dan masyarakat tim proyek mencapai apa yang telah dijanjikan dan apa yang telah kami sepakati,” kata Vele.
Ia mengatakan begitu perjanjian ditandatangani, tenaga kerja akan dimobilisasi dan dalam waktu enam hingga 12 bulan Provinsi Morobe sudah mendapat pemasukan.
Sebelumnya Vele menghitung bahwa kegiatan tambang Wafi-Golpu selama 28 tahun akan menghasilkan keuntungan senilai 28 miliar dolar AS. “Itu 28 miliar dolar AS selama 28 tahun dan 55 persennya akan kami dapatkan. Kami akan berakhir dengan sekitar 14 miliar dolar AS, itu angka yang sangat besar,” ujarnya.
Selama lawatannya ke Lae pada bulan lalu, Perdana Menteri Papua Nugini, James Marape mengatakan pemilik tanah adat akan menjadi penerima manfaat terbesar dari proyek tambang Wafi-Golpu. Gubernur Provinsi Morobe, Luther Wenge mengatakan tanggapan dari pemilik tanah setempat positif dan mereka “secara umum menginginkan pertambangan itu dilanjutkan.” (*)

Untuk melihat lebih banyak content JUBI TV, click here!