Jayapura, Jubi – Komunitas Mahasiswa Independen Somatua Intan Jaya menolak rencana PT Antam Tbk melakukan penambangan di Blok Wabu, Kabupaten Intan Jaya, Provinsi Papua Tengah. Mereka menyatakan tidak boleh ada perusahaan apa pun yang menambang Blok Wabu, karena penambangan itu akan berdampak buruk terhadap masyarakat Intan Jaya.
Hal itu disampaikan para mahasiswa yang tergabung dalam Komunitas Mahasiswa Independen Somatua Intan Jaya di Kota Jayapura, Provinsi Papua, Kamis (23/1/2025). Salah satu mahasiswa, Yuni Kobogau menyatakan saat ini masyarakat di Intan Jaya telah terdampak rencana tambang PT Antam Tbk, karena konflik bersenjata telah meluas dan pelanggaran Hak Asasi Manusia (HAM) terus terjadi.
Yuni Kobogau menyatakan konflik bersenjata dan pelanggaran HAM itu terjadi karena kepentingan investasi tambang di Intan Jaya, termasuk rencana tambang PT Antam Tbk di Blok Wabu. “Maka dari itu, kami dengan tegas menolak,” ujar Yuni pada Kamis.
Sebagai generasi penerus di Kabupaten Intan Jaya, Yuni menyatakan masyarakat di sana tidak membutuhkan investasi tambang dari PT Antam Tbk atau perusahaan mana pun. Menurutnya, masyarakat Intan Jaya membutuhkan upaya peningkatan sumber daya manusia, dan bukan perampasan sumber daya alam.
“Kami mahasiswa Intan Jaya tegas menolak program yang mengatasnamakan kepentingan negara yang mau ambil dan kasih rusak tanah dan hutan kami, dan rampas sumber daya alam kami di Tanah Papua,” katanya.
Mahasiswa yang lain, Marthen Weya juga menegaskan Komunitas Mahasiswa Independen Somatua Intan Jaya sampai kapan pun akan menolak rencana penambangan Blok Wabu oleh siapa pun. “Kami tolak semua perusahaan yang berinvestasi di Blok Wabu, karena [penambangan itu akan membuat] masyarakat menderita di atas tanah kami sendiri, dan menambah lagi pelanggaran HAM,” katanya.
Marthen Weya yang juga Ketua Badan Eksekutif Mahasiswa Fakultas Ekonomi Universitas Cenderawasih itu menyampaikan para mahasiswa juga menolak rencana pembangunan markas TNI di Silatugapa, Intan Jaya. Menurutnya, pembangunan markas baru TNI di sana merupakan bagian dari rencana Antam menambang Blok Wabu.
“Kami sudah tahu itu semua rencana yang disusun negara untuk bisa masuk di Blok Wabu. Kami dengan tegas tolak rencana pembangunan kodim di sana. Jangan tambah lagi pelanggaran HAM di Intan Jaya. [Kasus pelanggaran HAM] yang lama belum diselesaikan, baru mau tambah lagi,” katanya.
Weya menyatakan yang dibutuhkan masyarakat Intan Jaya adalah peningkatan kualitas sumber daya manusia. Menurutnya, pemerintah tidak serius membangun Kabupaten Intan Jaya. Ia mencontohkan, ada sejumlah sekolah yang dibakar karena konflik bersenjata, dan sampai sekarang sekolah itu tidak tidak diperbaiki. Rumah sakit dan fasilitas kesehatan di Intan Jaya juga tidak beroperasi.
“Tapi hari ini PT Antam mau masuk ambil kekayaan kami untuk kepentingan negara, bangun kodim supaya investasi itu berjalan lancar. Lalu, bagaimana dengan masyarakat yang masih menderita sampai saat ini?” Weya bertanya.
Mahasiswa yang lain, Inomerci Kobogau mengatakan sebagai perempuan ia juga menolak rencana Antam menambang Blok Wabu. Menurut Inomerci, pembangunan markas TNI baru di Intan Jaya juga akan menimbulkan masalah baru di sana.
“Hidup kami sampai saat ini masih menderita hidup dalam tekanan dan ketidaknyamanan. Kami tolak PT Antam Tbk dan rencana pembangunan kodim di Silatugapa,”katanya.
Komunitas Mahasiswa Independen Somatua Intan Jaya meminta pemerintah menarik semua personel militer non organik dari Intan Jaya. Mereka juga menuntut pemerintah membentuk tim independen untuk menginvestigasi berbagai kasus pelanggaran HAM yang terjadi di Intan Jaya. (*)

Untuk melihat lebih banyak content JUBI TV, click here!