Sentani, Jubi – Masyarakat Kampung Iwon, Distrik Gresi Selatan sepakat menghibahkan lahan mereka seluas 20 X 20 meter persegi dihibahkan untuk membangun satu unit BTS.
Kesepakatan tersebut disampaikan dalam pertemuan masyarakat adat bersama Dinas Komunikasi dan Informatika (Kominfo) Kabupaten Jayapura di balai adat Kampung Iwon, Kamis (1/6/2023).
Kepala Kampung Iwon, Kostan Trapen mengatakan, penyerahan atau hibah tanah yang nantinya digunakan untuk kebutuhan pembangunan BTS sudah disepakati dan ditetapkan oleh masyarakat setempat.
Dikatakan, dalam proses selanjutnya untuk pembangunan fasilitas penunjang, diharapkan menggunakan potensi dan tenaga lokal di kampung. Sehingga ketika berdirinya BTS sebagai fasilitas penunjang layanan telekomunikasi, seluruh masyarakat akan ikut menjaga dan merawatnya.
“Fasilitas telekomunikasi ini sangat penting dan dibutuhkan oleh masyarakat di kampung, agar sebagian kebutuhan masyarakat juga dapat terpenuhi. Seperti pendidikan, kesehatan dan informasi lainnya,” ujar Kostan dalam pertemuan tersebut.
Hal senada disampaikan Silas Trapen, masyarakat Kampung Iwon. Katanya, selama ini para pelajar di kampung itu harus keluar ke kampung lain yang sudah ada layanan telekomunikasi dan jaringan internet untuk mengerjakan tuga-tugas sekolah.
“Kita mau berkomunikasi melalui handphone saja harus jalan jauh-jauh dari kampung untuk bisa berkomunikasi dengan orang lain di luar sana, termasuk sanak saudara atau juga dalam kepentingan mendadak,” katanya.
Kepala Kadis Kominfo Kabupaten Jayapura, Gustaf Griapon mengatakan, tahapan pembangunan BTS di setiap kampung yang telah dilaksanakannya adalah dengan mendapat restu serta hibah tanah yang diserahkan oleh pemilik hak ulayat yang dipastikan dikemudian hari tidak menimbulkan masalah.
“Ada masalah, tidak sepakat dan ada keributan antar keluarga terhadap lahan yang mau dihibahkan, kami batalkan proses pembangunannya,” katanya.
Dikatakan, lahan seluas 20X20 meter persegi yang akan digunakan untuk kepentingan pembangunan menara telekomunikasi ini, dipastikan melibatkan potensi dan tenaga pemuda kampung.
Setelah terbangun, perwakilan pemilik hak ulayat akan diikutkan dalam pelatihan penjualan pulsa dan juga pelatihan perawatan fasilitas BTS . “Pelatihan penjualan pulsa sudah kita laksanakan dua kali dan sudah banyak yang saat ini sedang menjalankan usahanya. Kehadiran BTS di kampung, lalu masyarakat masih juga membeli pulsa diluar kampung adalah hal yang sama sekali tidak menguntungkan, artinya bahwa masyarakat lokal sebagai pemilik hak ulayat dapat memanfaatkan peluang ini dengan baik untuk peningkatan ekonomi keluarga,” ujarnya.
Soal hibah tanah oleh masyarakat di Kampung Iwon, lanjut Griapon, ini sosialisasi awal dan akan dikoordinasikan, sekaligus bahan usulan kepada mitra kerja untuk tahap berikutnya di Kampung Iwon juga dapat berdiri satu BTS.
Survey serta monitoring lokasi berdasarkan administarasi kampung sudah dipetakan pihaknya. “Kami juga menyampaikan banyak terimakasih kepada masyarakat di kampung Iwon yang bersedia menghibahkan lahannya untuk kebutuhan pembangunan BTS,” ujarnya.
Ke depan, pihaknya berharap kerja sama tersebut terus dijaga dan dirawat, sehingga jadi contoh dan informasi bagi kampung lain untuk pembangunan BTS selanjutnya. (*)