Jayapura, Jubi – Mantan Perdana Menteri Papua Nugini, Peter O’Neill, mengecam perusahaan listrik swasta yang mengancam akan memutus aliran listrik karena tunggakan pembayaran. O’Neill menyebut ancaman dari perusahaan Dirio Gas & Power sebagai tindakan “arogan” dan menuduh mereka menyandera penduduk Port Moresby.
Dilansir Jubi dari rnz.co.nz pada Kamis (17/10/2024), Dirio Gas & Power mengumumkan akan mematikan listrik pada Selasa siang, dengan tujuan memaksa perusahaan listrik milik negara, PNG Power, membayar hutang sebesar 240 juta kina. O’Neill mendesak Perdana Menteri James Marape untuk segera turun tangan dan menyelesaikan perselisihan ini.
Dua minggu sebelumnya, pengadilan telah memerintahkan kedua pihak untuk menyelesaikan konflik mereka. Namun, menurut Ketua Dirio, Isaac Lupari, yang dikutip oleh Post-Courier, PNG Power gagal memenuhi perjanjian yang ada.
Scott Waide, koresponden RNZ Pacific di PNG, menyatakan bahwa meskipun Dirio memutus aliran listrik, pemadaman listrik memang sudah sering terjadi.
“Pemadaman listrik di Port Moresby sudah biasa terjadi dua hingga tiga kali seminggu, jadi dampaknya mungkin tidak signifikan,” ujarnya.
Lebih lanjut, Waide menyoroti bahwa sedikit yang mengetahui kepemilikan sebenarnya dari Dirio Power. Di atas kertas, perusahaan tersebut dimiliki oleh MRDC (Perusahaan Pengembangan Sumber Daya Mineral) dan beberapa pemerintah provinsi. Namun, O’Neill mengungkap banyak hal yang tidak diketahui publik dan mempertanyakan motif di balik tuntutan 240 juta kina tersebut.
Kritikus lain, termasuk mantan Panglima Angkatan Pertahanan PNG, Jerry Singirok, juga menyoroti biaya tinggi yang dibebankan Dirio kepada PNG Power, yang dianggap jauh lebih mahal dibandingkan pemasok listrik lainnya di negara itu. (*)
Untuk melihat lebih banyak content JUBI TV, click here!