Jayapura, Jubi – Pertempuran Persipura Jayapura kontra Deltras Sidoarjo akan tersaji di laga lanjutan wilayah timur kompetisi Liga 2 musim 2022/2023, Minggu (18/9/22) di Stadion Utama Lukas Enembe, Kampung Harapan, Sentani, Kabupaten Jayapura, Papua.
Pertempuran kedua tim bukan hal yang baru. Persipura dan Deltras sudah saling bertemu sejak era Liga Indonesia (Ligina) edisi pertama, 1994/1995. Total, kedua tim ini sudah bertemu dalam 30 pertandingan. Menariknya, kedua tim kembali dipertemukan atau reuni di kompetisi kasta kedua.
Deltras Sidoarjo bukan klub baru. Klub berjulukan The Lobster itu sangat legendaris di persepakbolaan Indonesia. Walau tak punya prestasi mentereng seperti klub-klub Jawa Timur lainnya, namun nama Deltras sempat menjadi pesaing berat bagi klub-klub di wilayah timur.
Benih Deltras Sidoarjo berasal dari Gelora Dewata. Klub legendaris dari Pulau Dewata, Bali. Meski terbentuk di Sidoarjo, klub ini akhirnya memilih Bali sebagai markas mereka di Stadion Ngurah Rai, Denpasar, sejak tahun 1989. Pendiri Gelora Dewata adalah mantan manajer Persebaya Surabaya di era perserikatan, HM Mislan, Ayah dari Vigit Waluyo.
Gelora Dewata mengawali kiprah di kompetisi sepak bola Indonesia Divisi Utama Galatama sejak 1990. Prestasi terbaik mereka menjadi runner up pada kompetisi Galatama musim 1993/1994.
Ketika kompetisi (semi profesional) Galatama dan (amatir) Perserikatan dilebur menjadi satu, Gelora Dewata adalah salah satu tim yang masuk dalam wilayah timur kompetisi profesional Indonesia edisi perdana, Ligina I 1994/1995, bersama Persipura Jayapura yang juga promosi dari perserikatan.
Kedua tim akhirnya bertemu pertama kali pada laga putaran pertama wilayah timur, 12 April 1995 di Stadion Mandala, Kota Jayapura. Ketika itu, kedua tim bermain imbang tanpa gol, atau 0-0. Pada putaran kedua di Ngurah Rai, Denpasar, 8 Juli 1995, Gelora Dewata menang 1-0. Di debut perdana itu, Persipura finis di peringkat ke-8, sementara Gelora Dewata peringkat ke-5.
Pada Ligina musim kedua, 1995/1996, Persipura gagal mengalahkan Gelora Dewata. Mereka kalah di putaran pertama di Bali, dengan skor 2-0 dan imbang di Mandala 1-1. Persipura finis di peringkat 5, sedangkan Gelora Dewata finis di urutan 4.
Musim berikutnya, di Ligina III 1996/1997, Persipura yang tampil sebagai semifinalis di musim sebelumnya saling unjuk kekuatan dengan Gelora Dewata yang ketika itu baru saja mengontrak striker kelas dunia, eks Benfica Lisbon, Vata Matanu Garcia. Gelora Dewata menang di putaran pertama dengan skor 3-1, lalu Persipura membalas kekalahan tersebut di Mandala dengan skor yang sama. Persipura finis di peringkat 4, dan Gelora Dewata sebagai runner up wilayah timur.
Ligina IV 1997/1998, kedua tim hanya sekali bertemu karena kompetisi terhenti di tengah jalan akibat krisis moneter yang melanda Indonesia. Satu laga yang digelar di Stadion Mandala dimenangkan oleh Persipura dengan skor 2-0. Semusim kemudian, 1998/1999, kedua tim tidak bertemu karena berada di grup yang berbeda. Persipura di Grup E (wilayah timur) dan Gelora Dewata di Grup D.
Era Baru
Pada kompetisi Liga Bank Mandiri (LBM) I atau Ligina VI 1999/2000, pertemuan Persipura dengan Gelora Dewata masih berlanjut. Pada leg pertama, Persipura mengalahkan Gelora Dewata dengan skor 3-2. Lalu di leg kedua, giliran Gelora Dewata yang menang dengan skor 2-1. Persipura mengakhiri kompetisi di peringkat 5, sementara Gelora Dewata di peringkat ke-12 wilayah timur.
Pada LBM II atau Ligina VII tahun 2001, Gelora Dewata resmi berpindah markas dan pulang kembali ke rumah asli mereka di Sidoarjo. Gelora Dewata berubah menjadi Gelora Putra Delta. The Losbter menang di leg pertama dengan skor 1-0, sebelum akhirnya di balas oleh tim Mutiara Hitam dengan skor telak 6-2 di Stadion Mandala. Persipura finis di peringkat 8 dan Gelora Putra Delta akhiri musim di peringkat 9.
Musim berikutnya di LBM III atau Ligina VIII tahun 2002, Persipura akhirnya mampu mendominasi laga kontra Gelora Putra Delta. Persipura unggul di leg pertama dengan skor 3-0, lalu menahan imbang sang lawan di Sidoarjo dengan skor 1-1. Ketika itu, Persipura finis di peringkat 3 dan Gelora Putra Delta di peringkat ke-5 klasemen akhir wilayah timur.
Setahun kemudian, pada Ligina IX tahun 2003, Gelora Putra Delta kembali berubah nama menjadi Delta Raya Sidoarjo atau yang disingkat dengan Deltras. Di musim tersebut, Persipura lagi-lagi tak terkalahkan kontra Deltras. Pada leg pertama, kedua tim bermain imbang 0-0, dan pada leg kedua tim Mutiara Hitam menang dengan skor 3-2. Persipura mengakhiri musim di peringkat 5, sementara Deltras di urutan 12.
Pada Ligina X tahun 2004, pertemuan kedua tim kembali didominasi oleh Persipura dengan dua kemenangan sekaligus, leg pertama Persipura menang telak 6-1 dan di leg kedua Deltras kalah 1-2. Persipura finis di peringkat ke-13, sementara Deltras terdegradasi untuk kali pertama setelah finis di urutan 18.
Persipura kembali bertemu Deltras dua tahun setelahnya pada kompetisi tahun 2006. Ketika itu kedua tim saling berbalas kemenangan. Persipura menang di leg pertama dengan skor 2-0, sementara Deltras menang di leg kedua juga dengan skor 2-0. Persipura finis di peringkat ke-8, dan Deltras di urutan 12.
Pada Liga Indonesia 2007, kedua tim bertemu sebanyak tiga kali. Di leg pertama wilayah timur, Persipura menang 3-0, dan di leg kedua Deltras menang 2-0. Mereka kembali bertemu di babak 8 besar. Di fase itu, Persipura lagi-lagi menang dengan skor telak 4-0.
Tahun 2008, Persipura berhadapan dengan Deltras sebanyak empat kali. Di kompetisi Liga Super Indonesia, Persipura kalah di leg pertama dengan skor 1-0, lalu menang di leg kedua dengan skor 2-0. Di kompetisi itu, Persipura finis sebagai juara, sementara Deltras harus terdegradasi karena finis di peringkat 16. Kedua tim bertemu lagi di Semifinal Copa Indonesia. Persipura menang di leg pertama dengan skor 3-1, dan bermain imbang 3-3 di leg kedua.
Deltras kembali promosi di kompetisi LSI 2010/2011 dan bereuni lagi dengan Persipura. Di leg pertama Persipura menang 2-0, dan imbang pada leg kedua dengan skor 1-1. Di kompetisi ini, Persipura merebut gelar juara sementara Deltras urutan 13.
LSI 2011/2012 menjadi pertemuan terakhir Persipura dengan Deltras di kompetisi tertinggi sepak bola Indonesia. Persipura unggul di leg pertama dengan skor 2-1 dan imbang di leg kedua dengan skor 1-1. Persipura menyudahi musim sebagai runner up, sementara Deltras kembali harus terdegradasi.
Reuni di Kasta Kedua
Setelah 10 tahun tidak pernah bersua, Persipura dan Deltras akhirnya kembali berada satu grup di wilayah timur kompetisi kasta kedua, Liga 2. Kedua tim akan saling berhadapan pada laga lanjutan Liga 2 musim 2022/2023 di Stadion Lukas Enembe, Minggu (18/9/22) mendatang.
Laga tersebut akan menjadi pertemuan ke-31 mereka. Persipura bermodal kemenangan 1-2 di markas Sulut United. Sementara Deltras datang dengan kekalahan dari markas PSBS Biak.
Persipura kontra Deltras menjadi laga penting bagi kedua tim, karena keduanya berada di peringkat pertama dan kedua klasemen sementara wilayah timur dengan mengoleksi poin yang sama, 6 poin.
“Kita akan berusaha untuk menjaga momentum di kandang sendiri lawan Deltras, setelah di laga sebelumnya kita menang di markas Sulut United,” kata pelatih Persipura, Ricky Nelson.
Ibnu Grahan, juru taktik Deltras juga menyatakan timnya tak mau lagi kehilangan poin dalam lawatan mereka di Papua. Ia menyebut, timnya sudah melupakan kekalahan di markas PSBS Biak.
“Kita fokus recovery pemain dulu menjelang laga berikutnya lawan Persipura. Lawan PSBS kemarin secara permainan kita sudah puas, tapi secara hasil kita kurang puas. Kita tinggalkan dulu suasana sepak bola selama dua hari dan menuju ke Jayapura untuk melakukan persiapan menatap laga kontra Persipura,” kata Ibnu. (*)