Jayapura, Jubi – Populasi motor listrik di Kabupaten Asmat, Provinsi Papua Selatan terus menanjak. Dinas Perhubungan setempat mendata lebih dari 5.000 unit motor listrik laik beroperasi telah melintas di kota berjulukan seribu papan itu hingga tahun 2023.
Motor listrik di Kabupaten Asmat sudah mulai beroperasi sejak tahun 2006 silam. Masyarakat setempat menjadikan motor listrik berbasis baterai yang dicas sebagai transportasi darat pilihan karena akses jalan di wilayah tersebut berkonstruksi panggung bermaterial papan dan lantai beton yang dibangun seperti jembatan.
Kondisi alam Kabupaten Asmat yang didominasi oleh tanah berlumpur dan rawa-rawa tak memungkinkan untuk dibuat jalan beraspal. Itu sebabnya, Kabupaten Asmat sering disebut Kota Seribu Papan atau Kota Lumpur. Karena kondisi itulah, motor listrik menjadi kendaraan darat utama untuk mobilitas warga di tujuh Distrik, yakni Distrik Agats, Distrik Atsj, Distrik Suator, Distrik Fayit, Distrik Sawa Erma, Distrik Pantai Kasuari, dan Distrik Akat. Dalam 9 tahun terakhir, berdasarkan data dari Dinas Perhubungan setempat, jumlah motor listrik terus meningkat setiap tahunnya.
“Motor listrik mulai beroperasi di Kabupaten Asmat ini sejak tahun 2006 silam. Pertumbuhannya sampai saat ini sangat pesat,” kata Kepala Dinas Perhubungan Kabupaten Asmat, Ambo Asse Manili kepada awak media Jubi, Minggu (31/3/2024).
Sejak tahun 2015, Dishub Asmat mendata ada 943 unit motor listrik yang beroperasi. Tahun 2016 jumlahnya meningkat menjadi 1.333 unit, lalu berlanjut di tahun 2017 naik menjadi 1.913 unit. Pada 2018, populasinya meningkat signifikan menjadi 3.454 unit, kemudian bertambah menjadi 4.120 unit pada 2019. Gelombang kenaikan populasi motor listrik di Kabupaten Asmat terus terjadi. Di mana jumlahnya meningkat menjadi 5.052 unit pada 2020.
Hingga tahun 2023, Dishub Kabupaten Asmat mendata jumlah motor listrik yang laik beroperasi berdasarkan plat nomor retribusi sudah mencapai 5.000 lebih.
“Kalau sesuai plat nomor retribusi sampai dengan tahun 2023 sudah mencapai 5.000-an. Patokan kami di plat nomor retribusi dan nomornya masih berjumlah 5.000-an. Sedangkan yang membayar retribusi parkir berlangganan tahun 2023 sesuai data di bidang ASD sebanyak 1.347,” dijelaskan Sekretaris Dishub Kabupaten Asmat, Michael Womsiwor kepada Jubi.
Hingga kini, motor listrik masih menjadi kendaraan darat utama bagi masyarakat di Kabupaten Asmat yang berdasarkan laporan BPS tahun 2022 memiliki panjang jalan mencapai 886,48 kilometer. Di antaranya 50,76 persen jalan jembatan kayu, 6,19 persen jembatan beton, 3,37 persen jalan baja komposit, dan 39,67 persen masih berupa jalan tanah.
Jamaludin, seorang warga di Distrik Agats, Kabupaten Asmat, merasa terbantukan dengan kehadiran motor listrik di daerahnya. Setiap harinya, ia menggunakan motor listrik untuk menjalankan aktivitas ataupun berangkat ke kantor Komunikasi dan Informatika (Kominfo) Asmat, tempat ia bertugas sebagai Kepala Dinas.
“Kalau ke kantor saya sering naik motor listrik. Hadirnya motor listrik ini sangat membantu sekali dan sangat penting untuk mendukung aktivitas masyarakat sehari-hari saat pergi ke kantor dan aktivitas lainnya,” kata Jamaludin.
Ramah Lingkungan
Keberadaan motor listrik di Kabupaten Asmat tak hanya efisien sebagai transportasi darat utama untuk menunjang mobilitas masyarakat setempat dalam beraktivitas. Penggunaan motor listrik menghindarkan lingkungan Kabupaten Asmat dari ancaman polusi udara dan membantu masyarakat setempat mengurangi ketergantungan pada Bahan Bakar Minyak (BBM).
Dishub Kabupaten Asmat mencatat, masyarakat memilih motor listrik karena alasan lebih hemat dan minim perawatan. Selain bobotnya lebih ringan, motor listrik juga tak mengeluarkan emisi gas dari knalpot dan suara bising seperti motor konvensional.
“Masyarakat di Asmat menggunakan motor listrik karena selain terjangkau, minim perawatan dan ramah lingkungan. Kami dari Dishub Asmat juga mendukung kendaraan ramah lingkungan yang dicetuskan oleh Pemerintah Pusat,” kata Ambo Asse Manili.
Melonjaknya penggunaan motor listrik di Kabupaten Asmat turut mendukung upaya pemerintah pusat melalui Kementerian Perhubungan (Kemenhub) dalam melakukan percepatan transisi kendaraan berbahan bakar fosil ke kendaraan bertenaga listrik. Pemerintah pusat menargetkan sebanyak 2 juta motor listrik di Indonesia pada tahun 2025 mendatang.
Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi dinukil dari siaran pers laman Kemenhub RI mengatakan semakin banyak pengguna kendaraan listrik di Indonesia, selain membantu menyehatkan bumi dari polusi udara, juga diharapkan dapat membantu mengurangi subsidi energi BBM.
“Kita harapkan subsidi ini akan berkurang seiring dengan semakin banyaknya pengguna kendaraan listrik. Uang yang tadinya untuk subsidi BBM, bisa kita gunakan untuk membangun bangsa ini,” kata Menhub.
Untuk mempercepat upaya penggunaan kendaraan /alat transportasi menggunakan energi terbarukan, Kemenhub telah meluncurkan Peraturan Menteri Perhubungan nomor PM 39 Tahun 2023 tentang konversi sepeda motor dengan penggerak motor bakar menjadi sepeda motor listrik berbasis baterai. Kebijakan ini diharapkan memberikan dampak bagi masyarakat untuk turut berkomitmen dan beraksi menggunakan transportasi yang rendah karbon dan beralih dari kendaraan yang berbahan fosil yang menjadi sumber polusi.
Sekretaris Jenderal Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), Dadan Kusdiana mengatakan penggunaan motor listrik diyakini mampu menekan emisi karbon 40 persen lebih rendah dibandingkan bahan bakar minyak.
“Kalau kita menggunakan bensin satu liter itu mungkin 35 kilometer. Satu liter bensin itu mengeluarkan emisinya 2,5 kilogram. Motor listrik yang sekarang itu emisinya 40 persen lebih rendah,” kata Dadan.
Bupati Asmat, Elisa Kambu mengatakan pihaknya akan terus berupaya untuk mempertahankan sepeda motor listrik sebagai transportasi darat utama, karena keberadaan motor listrik turut berkontribusi terhadap lingkungan.
“Semoga dapat menginspirasi daerah-daerah lainnya di Indonesia untuk juga dapat membangun ekosistem kendaraan yang lebih ramah lingkungan,” kata Elisa Kambu dinukil dari portal Indonesia.go.id.
Saling Menguntungkan
Selain menciptakan lingkungan bebas emisi dan polusi, penggunaan motor listrik di Kabupaten Asmat juga turut memberikan kontribusi untuk daerah hingga perekonomian masyarakat. Populasi motor listrik yang terus bertambah di Kabupaten Asmat memberikan sumbangsih pada pendapatan daerah lewat retribusi perizinan dari Dishub setempat.
“Kami dari Dishub memberi izin kepada masyarakat untuk mengoperasikan kendaraan dengan membayar retribusi terlebih dahulu,” kata Ambo Asse Manili.
Sekretaris Dishub Asmat, Michael Womsiwor menjelaskan tarif retribusi sesuai Peraturan Bupati No 24 Tahun 2017 tentang tarif angkutan darat dan sungai, retribusi parkir berlangganan, izin beroperasi angkutan ojek, izin mendirikan pangkalan ojek, retribusi dealer motor elektrik dan rekomendasi izin usaha bengkel di Kabupaten Asmat.
“Setiap kendaraan yang menggunakan jalan jembatan wajib membayar retribusi untuk pendapatan daerah. Hasil dari pendapatan sesuai dengan jumlah kendaraan yang beroperasi di Kabupaten Asmat,” kata Womsiwor.
Tarif retribusi yang diberlakukan untuk motor listrik berbodi besar dengan 6 baterai sebesar Rp300.000 per tahun, motor sedang dengan 4 hingga 5 baterai sebesar Rp150.000 per tahun, dan motor kecil dengan 3 baterai sebesar Rp75.000 per tahun.
Motor listrik juga berperan bagi perekonomian masyarakat, terutama di sektor jasa. Sebagian masyarakat memanfaatkan motor listrik sebagai sumber mata pencaharian sehari-hari. Dishub Asmat mendata jumlah ojek motor listrik terus meningkat, dan saat ini yang terdaftar secara resmi berjumlah 185.
“Sangat besar manfaat motor listrik di Asmat dan juga berdampak pada perekonomian masyarakat. Salah satunya, masyarakat bisa memperoleh pekerjaan sebagai tukang ojek,” kata Ambo Manili.
Penghasilan yang didapat dari masyarakat bermata pencaharian ojek di Kabupaten Asmat terbilang cukup untuk memenuhi kebutuhan hidup. Tarifnya mulai dari Rp20 ribu hingga Rp50 ribu. Jika rezeki sedang bagus, mereka bisa mengantongi Rp300 ribu sampai Rp400 ribu dalam sehari.
“Yah sangat membantu sekali, dengan motor listrik ini kita bisa dapat penghasilan dari mengojek. Penghasilannya lumayan, tergantung juga kalau lagi ramai,” kata Arif.
Demam motor listrik di Asmat juga membawa berkah bagi pemilik bengkel, seperti yang dirasakan Udin. Ia tak hanya melayani servis dan pengecasan motor listrik, tapi juga modifikasi motor konvensional menjadi motor listrik berbasis baterai.
“Menjadi berkah juga buat bengkel-bengkel di Asmat dengan banyaknya motor listrik yang membutuhkan pelayanan servis, cas atau upgrade mesin,” katanya.
Pada 2018 silam, Presiden RI, Joko Widodo (Jokowi) sempat dibuat takjub saat mengunjungi Agats, Kabupaten Asmat. Di Kota Seribu Papan itu, Presiden Jokowi untuk pertama kalinya melakukan kunjungan kerja menggunakan sepeda motor listrik sambil berboncengan dengan Ibu Iriana dan disambut penuh hangat oleh ribuan masyarakat.
Motor listrik yang digunakan Presiden Jokowi berplat RI 1 itu kini diabadikan pada museum kebudayaan dan kemajuan Asmat. (*)
Discussion about this post