Jayapura, Jubi – Akses telekomunikasi menjadi barang mahal bagi masyarakat di Kabupaten Asmat, Provinsi Papua Selatan, sebelum Kementerian Komunikasi dan Informatika melalui Badan Aksesbilitas Telekomunikasi dan Informasi (BAKTI) menggencarkan pembangunan infrastruktur di wilayah 3T (tertinggal, terdepan, terluar).
BAKTI Kominfo terus berupaya melakukan pemerataan infrastruktur telekomunikasi, memutus kesenjangan digital demi mewujudkan transformasi digital nasional.
Keberadaan BAKTI Kominfo di Kota Seribu Papan, julukan Kabupaten Asmat, melangitkan asa masyarakat Asmat berdiri sejajar dengan daerah lainnya. Di mana sebelumnya, wilayah yang berhadapan dengan Lautan Arafura, Samudera Pasifik itu belum sepenuhnya menikmati jaringan telekomunikasi.
Tak hanya membangun Base Transceiver Station (BTS), sejumlah program edukasi dan literasi yang dihadirkan oleh BAKTI Kominfo juga memberikan dampak positif.
Emonsius Kapomyipits, satu dari sekian anak muda asli Asmat yang mendapatkan manfaat dari kehadiran BAKTI Kominfo.
Emon, begitu akrab ia disapa, sejak duduk di bangku sekolah sudah bercita-cita menjadi seorang guru untuk mengabdi di tanah leluhurnya. Ia banyak mengikuti perkembangan dunia luar dan mengakses informasi lewat akses komunikasi yang dihadirkan BTS BAKTI Kominfo.
Gayung bersambut, Emon kini bisa menapaki impiannya itu lewat program Indonesia Learning Fellowship yang diselenggarakan oleh BAKTI Kominfo bekerjasama dengan ruangguru.com pada tahun 2022 lalu. Lewat program pendampingan secara daring itu, Emon kini bisa berkuliah di Universitas Sanata Dharma Yogyakarta jurusan Pendidikan Guru Sekolah Dasar (PGSD).
“Saya mendapatkan sebuah kesempatan untuk meraih impian. Program dari BAKTI Kominfo menawarkan fasilitas penunjang belajar dengan memberikan layanan gratis ruang guru,” kata Emon dalam sebuah film dokumenter yang dibuat BAKTI Kominfo.
“Saya senang sekali bisa menikmati program ini. Lewat program ini, kami siswa sekolah di Kabupaten Asmat mendapatkan fasilitas layanan gratis dari ruangguru selama satu tahun penuh. Berkat fasilitas yang diberikan oleh BAKTI Kominfo tersebut prestasi belajar saya meningkat pesat dan saya bisa mewujudkan impian.”
Kepala Dinas Komunikasi dan Informatika (Kominfo) Kabupaten Asmat, Jamaluddin, mengatakan program yang diselenggarakan BAKTI Kominfo itu terbilang sukses. Karena dari 40 siswa yang mengikuti seleksi program itu, setengahnya berhasil masuk ke perguruan tinggi.
“Program BAKTI Kominfo untuk kita di Kabupaten Asmat di dunia pendidikan yaitu program ruang guru. Program itu cukup berhasil, karena dari 40 siswa yang ikut, setengahnya itu berhasil masuk ke perguruan tinggi,” kata Jamaluddin.
BAKTI Kominfo terus melakukan pelatihan di Kabupaten Asmat yang tidak hanya menyentuh sektor pendidikan, kesehatan, tapi juga ekonomi digital untuk memasarkan hasil ukiran kayu Asmat ke seluruh Indonesia hingga mancanegara.
“BAKTI Kominfo gencar melakukan pelatihan seperti literasi digital, keuangan digital dan kesehatan digital, hingga UMKM, setiap tahun mereka bikin kegiatan di Asmat. Mereka juga bekerjasama dengan UGM juga tentang pemanfaatan literasi digital, dan pemasaran hasil ukiran khas Asmat dipasarkan secara online. Manfaatnya sangat luas sekali,” kata Jamaluddin kepada Jubi, Selasa (21/11/2023).
Menjangkau Daerah Tersulit
Dari sisi infrastruktur, pembangunan BTS BAKTI Kominfo di Kabupaten Asmat sudah mencapai 66 persen dari rencana yang ditargetkan sebanyak 184 site. Dari target tersebut, sebanyak 121 BTS telah tertancap dan mengudara di 121 kampung di 22 Distrik di Kabupaten Asmat.
“Targetnya itu 184 site, sisanya masih menunggu. Kalau 184 site semua sudah dibangun berarti sudah bisa meng-cover untuk seluruh distrik dan kampung di Kabupaten Asmat,” ujar Jamaluddin.
Pembangunan BTS BAKTI Kominfo di Kabupaten Asmat telah berjalan sejak 2021. Hingga kini, BTS yang terpasang bahkan sudah menjangkau sebagian daerah tersulit.
“Keberadaan BTS Bakti Kominfo yang sudah 4G ini sudah bisa meng-cover daerah-daerah yang sulit. Seperti daerah Korowai Buluanop yang ada rumah pohon itu kan susah sekali aksesnya itu, tapi BTS sudah masuk ke sana dan komunikasi sudah bisa diakses. Manfaatnya sangat luas sekali sejak BTS 4G masuk di Asmat,” katanya.
Bupati Kabupaten Asmat, Elisa Kambu, mengatakan pembangunan infrastruktur telekomunikasi merupakan salah satu misi pembangunan Pemerintah Kabupaten Asmat dalam upaya meningkatkan perekonomian masyarakat.
“Pembangunan telekomunikasi sesuai misi poin ke lima, yakni mempercepat pembangunan infrastruktur dan memperluas lapangan pekerjaan. Kami memiliki 224 kampung dan 23 distrik, jadi memang masih butuh banyak tower telekomunikasi di sini [Asmat],” ujarnya.
Mustiko Utomo, Project Director PT IBS selaku konsorsium pengerjaan proyek BTS BAKTI Kominfo mengatakan pembangunan BTS di wilayah Asmat ditargetkan rampung seluruhnya pada tahun 2024.
“Asmat itu secara keseluruhan targetnya 184 BTS, dan yang sudah on air itu sebanyak 121 BTS. Target penyelesaian semuanya kalau memang kita diberikan waktu, sampai tahun 2024. Sekarang dikawal oleh satgas gabungan yang dibentuk untuk mengawal sampai tahun 2024 harus selesai semuanya,” kata Mustiko Utomo kepada Jubi.
Hanya saja, kata Utomo, beberapa lokasi yang belum terpasang dari total 184 site itu ada 16 site yang akan direlokasi karena letak geografis dan faktor keamanan.
“Masih ada lokasi yang kita minta relokasi karena isu kahar, terus yang masuk rencana pembangunan itu dari 184 hanya 16 yang perlu direlokasi karena memang tidak memungkinkan untuk dibangun karena masalah keamanan dan site yang ekstrem, karena kondisi rawa itu untuk mengirim material pakai helikopter itu tonasenya sangat tinggi,” katanya.
Ia juga menjelaskan hambatan dalam pengerjaan BTS di Asmat yakni sulitnya menemukan material alam seperti pasir dan batu. Untuk mengatasi itu, mereka mengirim material tersebut dari Timika, Provinsi Papua Tengah, menggunakan kapal laut. Selain itu, pasang surut sungai juga menjadi tantangan yang harus mereka hadapi.
“Di Asmat sendiri untuk mendapatkan material alam itu sulit, jadi kami harus mengirim dari Timika seperti pasir dan batu menggunakan kapal laut. Terus masalah implementasi, kalau di Asmat itu kan semua lokasinya rawa. Jadi sangat bergantung dengan keadaan alam, seperti pasang surut air sungai. Kalau lagi kondisi pasang kita tidak bisa bekerja sampai surut baru bisa dilanjutkan,” sebutnya.
Upaya untuk mewujudkan pemerataan infrastruktur telekomunikasi di seluruh Indonesia terus digeber oleh pemerintah pusat melalui Kementerian Kominfo. Hak masyarakat untuk mendapatkan layanan telekomunikasi di wilayah 3T menjadi prioritas yang harus dipenuhi oleh pemerintah, sejalan dengan arahan Presiden Joko Widodo.
Menkominfo, Budi Arie Setiadi, membentuk satgas percepatan penyelesaian dan optimalisasi program penyediaan infrastruktur telekomunikasi dan Informasi BAKTI Kominfo untuk bekerja secara cepat dan tepat dalam mengawal percepatan penyelesaian infrastruktur digital di wilayah terluar.
“Negara hadir dalam konteks menyediakan infrastruktur digital yang baik dan layak bagi masyarakat untuk bisa memperoleh akses konektivitas digital. Karena itu hak rakyat, sehingga semua pihak diharapkan bisa memanfaatkan semua infrastruktur yang dibangun itu,” kata Menkominfo, Budi Arie Setiadi.
Direktur Infrastruktur BAKTI Kominfo, Danny Januar Ismawan, membeberkan capaian pembangunan BTS 4G berdasarkan data per 16 Juli 2023, mencapai 5.618 site dengan akumulasi capaian tahap 1 dan 2 yakni 4.341 sudah on-air dan 1.277 belum on-air.
Menghadirkan Manfaat
Pembangunan BTS BAKTI Kominfo di Kabupaten Asmat mendapatkan dukungan penuh dari masyarakat setempat yang menghibahkan lahan mereka demi hadirnya layanan telekomunikasi.
“Di Asmat relatif masyarakat di sana sangat mendukung. Ini program pemerintah pusat. Kita sudah jelaskan ke masyarakat bahwa tidak ada penggantian lahan dan kompensasi. Karena ada komunikasi yang baik dan saling membutuhkan, akhirnya semua berjalan dengan baik,” ujar Project Director PT IBS, Mustiko Utomo.
Kehadiran BTS BAKTI Kominfo memberikan manfaat bagi masyarakat Asmat yang kini telah menikmati akses telekomunikasi.
“Yang biasanya tertutup komunikasi sama sekali, akhirnya dengan adanya telekomunikasi yang masuk mereka bisa berhubungan dengan sanak saudara. Dari beberapa lokasi itu berdekatan dengan fasilitas pendidikan seperti sekolah dasar, itu sangat membantu sekali. Sebelumnya sama sekali belum dirasakan oleh warga,” katanya.
PMO BAKTI Kominfo, Tindih, juga mengamini jika keberadaan BTS yang terpasang di sejumlah kampung di Asmat telah menghadirkan manfaat untuk menunjang aktivitas masyarakat di sana.
“Walaupun belum maksimal karena untuk wilayah yang tidak dapat dijangkau oleh Palapa Ring masih menggunakan VSAT, tetapi minimal warga sudah dapat menikmati jaringan komunikasi,” ujar Tindih.
“Ke depannya, dengan adanya Satelite Satria yang sudah mengorbit dan menunggu untuk pemanfaatan agar issue bandwidth bisa terselesaikan, kesetaraan jaringan bisa merata di seluruh pelosok negeri. Solusi ini sedang diprioritaskan oleh pemerintah pusat melalui BAKTI Kominfo berdasarkan arahan dari Presiden RI untuk kemerdekaan sinyal.”
Pada pelaksanaan monitoring dan evaluasi tahun 2022 lalu oleh BAKTI Kominfo, seorang kepala suku di salah satu kampung di Asmat mengaku senang dengan hadirnya BTS BAKTI Kominfo, karena anaknya bisa memanfaatkan jaringan telekomunikasi 4G.
Begitu pula dengan perawat di Pustu Manep yang akhirnya bisa memanfaatkan sinyal 4G dari BTS BAKTI Kominfo untuk memberikan laporan dan berkomunikasi dengan warga ataupun kolega. (*)