Sentani, Jubi – Sampah yang ditimbulkan aktivitas pasar terlihat menumpuk di Pasar Pharaa, Sentani, Ibu Kota Kabupaten Jayapura, Papua, pada Selasa (10/10/2023). Para petugas kebersihan di pasar itu menyatakan sampah pasar itu menumpuk karena tidak ada kendaraan khusus untuk mengangkut sampah pasar itu ke Tempat Pembuangan Sementara di Doyo Lama, Distrik Waibu, Kabupaten Jayapura.
Yance Felle, seorang petugas kebersihan sampah di Pasar Pharaa, mengatakan ia bertugas mengumpulkan sampah yang ditimbulkan aktivitas di pasar itu. Akan tetapi, setelah sampah terkumpul, tidak ada kendaraan khusus untuk mengangkut sampah dari pasar itu menuju Tempat Pembuangan Sementara.
“Sa biasa bersihkan sampah dari dalam pasar, terus sa [taruh] di situ saja. Nanti petugas yang mengangkut dong angkat pake mobil ke tempat penampungan sampah. Kendalanya di kendaraan. Biasa dong tunggu dari Dinas Lingkungan Hidup selesai pakai, baru dong pinjam buat angkat sampah ini lagi,” katanya.
Yodi Yom, petugas kebersihan lain di Pasar Pharaa, menyatakan setiap hari ada petugas yang datang untuk mengangkut sampah dari pasar itu. Akan tetapi, tidak ada kendaraan khusus untuk mengangkut sampah di pasar itu, sehingga sampah biasanya baru diangkut pukul 10.00 WP.
“Kita biasa pakai kendaraan sampah Dinas Lingkungan Hidup. Setelah mereka selesai mengangkut sampah, baru mobilnya kami pakai untuk angkut sampah yang ada di pasar ini. Itu kendala kami. Sebenarnya, sebelum orang jualan, kami sudah harus angkat sampah itu, tapi begitulah [kondisi kami],” katanya
Ia berharap Pemerintah Kabupaten Jayapura melalui Dinas Lingkungan Hidup bisa memberikan kendaraan pengangkut sampah yang secara khusus beroperasi di Pasar Pharaa. Dengan demikian, sampah di pasar itu tidak menumpuk dan menimbulkan bau tidak sedap. “Seharusnya pagi [sampah diangkut dari pasar], biar pedagang ataupun pengunjung yang datang merasa nyaman belanja,” katanya
Rudi dan Ipnul, dua orang pedagang di Pasar Pharaa, harus berjualan di lokasi yang berdekatan dengan tempat penumpukan sampah pasar. Mereka mengaku sudah terbiasa dengan tumpukan sampah dan bau tak sedap di sana.
“Petugas angkut sampah ada, cuma biasa dong tunggu mobil angkutan sampah. Itu yang agak lama, [sekitar] jam 10.00 baru dong angkat sampah itu. Tapi kita su biasa dengan hal itu, mau bagaimana lagi, kami harus jualan,” kata Rudi. (*)