Mulia, Jubi – Sepanjang jalur pedestrian jalan raya, dari Bandara Mulia hingga Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Mulia, di Kabupaten Puncak Jaya, Papua dihiasi jajaran pelajar Taman Kanak-kanak, sekolah dasar hingga sekolah menengah atas, pada Jumat, 12 Agustus 2022.
Di bawah langit biru cerah tanah Papua, pelajar yang didampingi para guru itu bernyanyi dan melambaikan bendera-bendera kecil merah putih sebagai bentuk sambutan kepada Menteri Sosial RI, Tri Rismaharini, pada kunjungan pertama kalinya di daerah yang mengusung moto: Yabu Euruok, yang berarti: Ayo Kita Kerja.
Sambutan juga disiapkan para pelajar calon penginjil di dalam kompleks Sekolah Alkitab Mulia, Papua yang menjadi pusat kunjungan kerja Menteri Risma bersama tim relawan kesehatan dari gabungan sejumlah instansi pemerintah dan swasta.
Sekolah Alkitab Mulia, yang telah berumur 59 tahun ini menjadi tempat pertama yang dikunjungi Mensos Risma bersama Andreas Sofiandi yang mengetuai tim kesehatan, didampingi Bupati Yuni Wonda dan Wakil Bupati Deinas Geley beserta unsur Forkopimda Puncak Jaya.
Dalam kunker yang tidak lebih dari dua jam itu, rupanya mendatangkan jawaban atas pergumulan dan doa pihak Sekolah Alkitab Mulia.
Listrik, aula penamatan hingga honai
Riuh tepuk tangan dan ucapan terima kasih dari pelajar sekolah alkitab dan warga spontan terdengar tatkala Mensos Risma menjawab bakal memenuhi kebutuhan pengajar dan pelajar sekolah alkitab tersebut.
Sambil duduk, Miriam Wonda, salah seorang pengajar menyampaikan satu per satu pergumulan mereka. Mulai dari kebutuhan penerangan atau listrik, pembangunan aula penamatan siswa alkitab, hingga pembangunan honai—yang menjadi asrama pelajar, sebanyak 45 unit.
“Waktu tahun 2000an, [saat] kabupaten ini mau jadi [dimekarkan], pemerintah bongkar bikin jalan. Misi, yang buka sekolah Alkitab, buat PLTA tenaga air, khusus untuk sekolah ini. Jadi, waktu itu kami semua [nikmati listrik] masih jalan [menyala] terus sampai pagi. Tapi, waktu buka jalan itu, mereka minta izin dan [sekolah izinkan] boleh silahkan buka, tapi [pemerintah] belum ganti [sampai sekarang],” ujar Miriam Wonda.
Hingga saat ini, aktivitas belajar para pelajar sekolah alkitab efektif dilakukan pada pagi hingga sore hari di dua unit bangunan berdinding papan dan beratap seng dengan pencahayaan melalui jendela kaca lover.
Sementara malam hari, para pelajar terbatas dengan penerangan di asrama sekolah, berbentuk honai. Cahaya api tungku menjadi satu-satunya penerangan dalam rumah tradisional tersebut.
Usai mendengar penjelasan, Mensos Risma langsung menjawab harapan Miriam dan pihak sekolah alkitab.
“Kita mau pasang lagi [PLTA], Mama….” jawab Mensos Risma. “Tapi nanti saya lihat dulu, kalau memang nanti efektif pakai micro hydro, kita akan bangun micro hydro. Tapi kalau nanti lebih efektif pakai solar cell, besar, jadi nanti bisa bukan kecil-kecil, tapi bisa besar, nanti kita akan gunakan solar cell,” kata Risma.
Permintaan kedua pun langsung dijawab Risma. “Baik, Mama. Saya bantu,” jawab Risma kala mendengar sekolah yang telah menamatkan 1.035 siswa penginjil ini tak memiliki aula sekolah.
Dijelaskan Miriam, penamatan seribuan siswa dari 54 angkatan itu selalu dilakukan di halaman terbuka karena tak memiliki gedung atau aula. Dalam situasi itu, pihak tak jarang mendapati cuaca yang kurang bersahabat seperti hujan dan angin kencang.
Kabar gembira lain yang membuat wajah Miriam tersenyum bahagia ketika permohonan ketiga-nya juga dipenuhi oleh Mensos Risma.
Miriam menjelaskan sulitnya para siswa mendapatkan kayu di hutan sekitar Mulia akibat penebangan berbagai pihak.
“Semakin hari, di gunung-gunung ini, pohon-pohon ditebang terus. Kalau 3-4 tahun kemudian, honai itu rubuh. Jadi, kalau untuk pengganti bangun rumah [honai asrama] kembali siswa pergi cari alat [kayu bahan] bangun honai itu terlalu jauh,” ucapnya.
“Ya, ya sudah. Saya bantu, Mama,” ucap singkat Risma.
Dengan wajah semringah, Miriam berharap, Risma kembali kala honai asrama maupun aula penamatan akan diresmikan.
“Jadi, kalau untuk meresmikan, kami akan mengundang [Menteri Sosial Republik Indonesia], suatu hari, kalau Tuhan berkenan,” katanya, diiringi tepuk tangan pelajar di halaman sekolah alkitab.
Sementara itu, Kepala Sekolah Alkitab Pdt. Enor Wonda turut berterima kasih atas perhatian dan jawaban pergumulan doa selama bertahun-tahun itu.
Selain tiga pergumulan di atas, Pdt. Enor Wonda mengatakan, pihaknya pun berharap agar dibantu pipa air bersih sepanjang 250 meter dari sumber mata air ke komplek sekolah alkitab.
Permohonan tersebut, kata pendeta, telah disampaikan melalui proposal yang telah diserahkan kepada Mensos Risma.
“Keempat, bantuan air bersih kami sudah kami sudah sampaikan di dalam proposal. Kami sudah sampaikan itu,” katanya.
“Terima kasih Ibu Menteri Sosial RI [Tri Rismaharini] yang hadir kunjungan di sekolah Alkitab. Hari ini hasil doa kami sepanjang 54 tahun sudah terjawab melalui Ibu Menteri Sosial. Semoga Tuhan berikan umur panjang, berikan kekuatan kesehatan baru di tempat baru dimana saja mereka kiranya Tuhan Yesus memberkati,” lagi kata Pdt. Enor Wonda.
Solar panel, motor trail listrik
Dalam pertemuan itu, Risma juga berjanji akan memasang solar panel di 10 titik dan memasang orbit sehingga siswa dan anak-anak bisa terhubung dengan internet. Ia berharap, listrik dan penerangan bisa hadir di seluruh Puncak Jaya dan daerah lain di Indonesia.
Kementerian Sosial juga telah menyiapkan 17 motor trail listrik yang nantinya bisa digunakan untuk distribusi logistik.
“Nantinya, tiap pusat gereja akan dipasang charging untuk meng-charge sehingga tidak perlu bahan bakar,” kata Risma.
Mensos juga menyampaikan bahwa Kementerian Sosial telah membangun lumbung sosial di Kabupaten Puncak Jaya. Lumbung sosial menyediakan logistik berupa 1.000 paket makanan siap saji, 1.000 pasang pakaian dewasa, 1.000 lembar selimut, 500 pasang pakaian anak, 304 paket makanan anak, dan 3 set tenda serba guna.
Mensos Risma juga menyerahkan secara simbolis bantuan sosial senilai lebih dari Rp500 juta. Bantuan tersebut berupa makanan ringan dan susu, pakaian dewasa berupa baju dan celana, pakaian anak, bola kaki, raket bulutangkis, net bulutangkis, shuttlecock, ayunan anak, dan perosotan anak.
Sementara itu, Wakil Bupati Puncak Jaya, Deinas Geley mengatakan sejak berdiri di Mulia, sekolah alkitab yang berada di dalam kota Mulia belum pernah dikunjungi pemerintah pusat. Menurutnya, perhatian bagi sekolah ini terbilang terbatas.
“Karena itu, kunjungan Ibu Menteri Risma bersama Pak Andreas Sofiandi dengan tim kesehatan ini menjadi catatan sejarah bagi kami, terutama gereja dan masyarakat Puncak Jaya. Untuk itu, saya sebagai wakil bupati dan mewakili masyarakat Puncak Jaya, kami sampaikan terima kasih untuk perhatian Ibu Menteri Sosial serta Pak Andreas dan tim,” kata Geley. (*)