Jayapura, Jubi – Pasukan Militer Republik Fiji (RFMF) berkomitmen untuk membuka lembaran baru dan mengakhiri budaya kudeta yang telah lama melekat di negara tersebut.
Komitmen ini disampaikan oleh Panglima Militer, Ratu Jone Kalouniwai, menyusul keputusan pengampunan Presiden terhadap dalang utama kudeta Mei 2000, George Speight, serta pemimpin pemberontakan November 2000, Shane Stevens. Informasi ini dikutip Jubi dari rnz.co.nz, Senin (30/9/2024).
Berbicara kepada para perwira senior pada Rabu (25/9/2024), dalam upaya rekonsiliasi atas tindakan militer di masa lalu, Kalouniwai menegaskan bahwa pembebasan Speight dan Stevens “tidak boleh menggoyahkan kami dalam komitmen terhadap proses rekonsiliasi RFMF.”
Ia menjelaskan bahwa Komisi Belas Kasih telah menjalankan proses hukum sesuai dengan Konstitusi negara tahun 2013, dan militer akan menghormati keputusan tersebut.
Komentar Kalouniwai ini dibagikan melalui pernyataan resmi di halaman Facebook RFMF.
Ini adalah pertama kalinya Kalouniwai berbicara secara terbuka tentang pembebasan Speight, sekaligus menepis anggapan bahwa keputusan tersebut akan memicu kemarahan di kalangan militer.
Kalouniwai dan perwira senior militer sepakat bahwa kudeta pada tahun 2000 dan 2006 merupakan “momen penting dalam sejarah politik Fiji” dan peristiwa tersebut lahir dari “keputusan kepemimpinan yang telah meninggalkan bekas luka mendalam pada bangsa.”
“Motivasi rekonsiliasi ini bukan untuk mencari siapa yang bersalah atau siapa yang terlibat dalam krisis politik masa lalu, tetapi untuk menemukan titik temu di mana kita bisa bersatu untuk maju,” ujar Kalouniwai.
Dalam pernyataannya, RFMF menekankan bahwa fokus lembaga ini adalah pada proses penyembuhan dan persatuan, bukan pada keluhan masa lalu.
Lebih lanjut, Kalouniwai menambahkan bahwa “komitmen baru terhadap kepemimpinan etis dan akuntabilitas untuk bergerak maju” merupakan tema utama dalam dialog militer pada hari itu.
“RFMF bertujuan menciptakan lingkungan di mana kesalahan seperti itu tidak akan terulang kembali, dan nilai-nilai integritas, rasa hormat, serta pelayanan kepada bangsa dijunjung tinggi,” tegasnya. (*)