Jayapura, Jubi – Kepala Dinas Tenaga Kerja Kota Jayapura, Djoni Naa mengatakan baru lima persen angkatan kerja yang sudah mengantongi sertifikat kompetensi.
“Angkatan kerja yang memiliki sertifikat setelah mengikuti pelatihan sertifikasi kompetensi masih sangat minim atau 5 persen dari jumlah 1.500 pekerja,” ujar Naa di Kantor Wali Kota Jayapura, Rabu (5/7/2023).
Sertifikat kompetensi adalah bukti resmi yang menunjukkan bahwa seseorang telah memperoleh pengetahuan, keterampilan, dan kemampuan yang diperlukan dalam suatu bidang atau profesi tertentu.
“Kalau sudah memiliki sertifikat kompetensi mampu bersaing dengan tenaga kerja lainnya yang datang dari luar. Sertifikat kompetensi merupakan suatu keunggulan yang dimiliki para pencari kerja,” ujarnya.
Lima persen angkatan kerja di Kota Jayapura yang sudah bersertifikat kompetensi mulai dari sektor perhotelan, kejuaraan tata rias kecantikan, kejuruan IT, dan kejuruan otomotif.
“Sertifikat kerja sangat penting, apalagi di era globalisasi seperti era teknologi saat ini sebagai bentuk mengukur kinerja dan kemampuan pekerja sesuai bidang keahlian masing-masing,” ujarnya.
Usia angkatan kerja di Kota Jayapura rata-rata 21-35 tahun keatas. Bila memanfaat pelatihan sertifikat kerja akan memudahkan dalam mencari pekerjaan.
“Kebanyakan perusahaan memperkerjakan tenaga kerja yang dilihat adalah kualitas, skill atau kemampuan, pengetahuan, dan sikap. Sertifikat bisa dimanfaatkan untuk mencari kerja,” ujarnya.
“Kalau lulusan SMA atau lulusan S1 bakal memasuki lapangan pekerjaan. Kemudian mempunyai sertifikat ini, maka bisa membantu mereka mendapatkan pekerjaan sesuai keahlian masing-masing,” sambungnya.
Djoni Naa berharap lembaga sertifikasi profesi untuk melakukan uji kompetensi melalui Badan Nasional Sertifikasi agar mengadakan pelatihan sertifikasi.
“Semua lembaga kerja yang sudah kami lakukan sosialisasi telah melakukan pelatihan. Pelatihan lembaga kerja yang sudah bersertifikasi ada delapan di Kota Jayapura ini,” jelasnya.
Djoni Naa menambahkan meski memiliki sertifikat kompetensi, masyarakat juga memiliki kemampuan berwiraswasta sehingga tidak hanya mempunyai pekerjaan tapi juga bisa menyediakan lapangan pekerjaan.
“Inovasi, kreatifitas, dan mampu bersaing merupakan kunci dari kemandirian dalam mengubah hidup menjadi lebih baik agar menjadi mandiri, dan mampu bertahan di sera globalisasi yang berkembang pesat dengan cepat,” jelasnya. (*)