Jayapura, Jubi – Balai Besar Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika atau BBMKG Wilayah V Jayapura mengimbau masyarakat yang tinggal di kaki gunung dan bantaran sungai untuk tetap waspada terhadap kemungkinan banjir dan tanah longsor.
Hal ini penting sebab sejak November 2023 lalu sejumlah daerah di Tanah Papua yang memiliki dua musim, yakni musim hujan dan kemarau, tengah memasuki musim hujan dan bulan Februari hingga Maret adalah puncak musim penghujan.
Hal itu disampaikan Ketua Tim Layanan Meteorologi Publik BBMKG Wilayah V Jayapura, Azri Romsumbre, saat ditemui Jubi di kantor BBMKG Wilayah V Jayapura, pada Jumat (2/2/2024).
“Jangan pernah sepelekan cuaca ekstrem. Ada hujan lebat bagus jangan tidur dulu. Kalau kalian punya rumah di tempat yang aman sih tidak papa, ya. Kalau rumahnya itu rawan, dekat dengan bukit, dekat dengan gunung, atau dekat dengan sungai, jangan anggap remeh dalam cuaca ekstrem karena dampak ikutannya itu sangat berbahaya,” ujarnya.
Romsumbre juga mengingatkan masyarakat yang tinggal di bantaran sungai dan di kaki gunung untuk lebih meningkatkan kewaspadaan. Salah satunya masyarakat yang tinggal di sekitar gunung Cycloop, Kabupaten Jayapura karena menurutnya, di puncak gunung biasanya curah hujan jauh lebih tinggi sehingga, rawan terjadi banjir bandang.
“Biasanya kalau hujan lebat terjadi, biasanya nanti di puncak gunung itu hujannya akan lebih lebat daripada hujan di bawah karena, faktor pengangkatan massa udara,” ujar Ronsumbre.
“Kita belajar dari banjir awal tahun 2022, banyak yang meninggal karena longsor, banyak rumah terendam. Kita belajar dari banjir bandang tahun 2019 itu semua terjadi pada malam hari,” imbuhnya.
Romsumbre menyatakan perubahan cuaca di Indonesia dan di wilayah tropis termasuk di Tanah Papua, sangat dinamis sehingga perubahan sangat cepat terjadi dan perlu dipantau setiap saat.
Untuk memantau perkiraan cuaca, lanjutnya, BBMKG memiliki platform media sosial yang digunakan untuk mempublikasikan setiap perubahan cuaca yang dapat diakses secara gratis.
“Kami punya media sosial namanya info BMKG Papua, itu Instagram, Facebook, dan kami juga punya grup WhatsApp, silakan masyarakat bisa akses,” ujarnya.
Ronsumbre mengatakan data dari Badan Penanggulangan Bencana Daerah Provinsi Papua menyebukan Kota Jayapura dan Kabupaten Jayapura sebagai peringkat pertama daerah dengan bencana banjir, tanah longsor, pohon tumbang, dan dampak cuaca ekstrem lain, tertinggi di Papua, setelah itu diikuti Kabupaten Keerom dan Nabire. (*)
Discussion about this post