Sentani, Jubi – Timbulan sampah dari kegiatan Kongres Masyarakat Adat Nusantara atau KMAN VI yang tengah berlangsung di Kabupaten Jayapura mencapai 8 ton per hari. Setiap harinya, timbulan sampah yang didominasi sampah plastik dan kardus itu dikumpulkan Bidang Kebersihan dan Lingkungan Hidup Panitia KMAN VI Kabupaten Jayapura.
Koordinator Kebersihan dan Lingkungan Hidup Panitia KMAN VI Kabupaten Jayapura, Xaverius Manangsang mengatakan setiap harinya ada empat unit truk dan tiga mobil bak terbuka yang mengangkut semua sampah dari lokasi kegiatan KMAN VI. “Sejak kedatangan dan registrasi peserta, [jenis] sampah yang terbanyak adalah plastik botol air mineral dan kardus nasi kotak, ” ujar Manangsang di lapangan Stadion Bas Youwe, Sentani, ibu kota Kabupaten Jayapura, Sabtu (29/10/2022).
Menurutnya, truk yang digunakan setiap harinya bisa mengangkut sampah seberat 2 ton. Sejumlah empat unit truk mengangkut 8 ton sampah ke Tempat Pembuangan Sementara ( TPS).
Timbulan 8 ton sampah itu menurut Manangsang merupakan bobot total sampah dari berbagai arena pelaksanaan KMAN VI, termasuk Stadion Bas Youwe dan sejumlah lokasi sarasehan di pesisir Danau Sentani. “Ada tiga mobil bak terbuka yang selalu bergerak mengangkut dan membawa sampah ke kontainer [sampah] truk besar. [Sampah yang dikumpulkan] termasuk dari tempat sarasehan, dibawa keluar dari kampung menggunakan speedboat ke mobil bak terbuka dan langsung ke truk besar, ” jelasnya.
Menurut Manangsang, timbulan sampah harian KMAN VI itu masih lebih sedikit dibandingkan timbulan sampah harian kegiatan Pekan Olahraga Nasional atau PON XX Papua yang mencapai 30 ton per hari. Walau demikian, Panitia KMAN VI juga mengimbau para peserta KMAN VI tidak menghasilkan sampah plastik dalam jumlah yang banyak.
“Masih ada satu hari terakhir untuk penutupan. Semua potensi akan kami siapkan, agar sampah tidak menjadi dampak negatif ketika kongres itu berakhir,” ucapnya.
Ketua Badan Pengurus Harian Aliansi Masyarakat Adat Nusantara (AMAN) Jayapura, Benhur Wally menegaskan bahwa Panitia Kerja KMAN VI sejak awal memberi perhatian serius terhadap upaya menekan timbulan sampah. Sejak awal, para peserta KMAN VI juga diimbau sedapat mungkin mengurangi timbulan sampah plastik dan kardus.
“[Dari] kongres itu [akan] ada rekomendasi, usulan, serta aturan yang membahas soal lingkungan, sehingga seluruh masyarakat adat wajib berkomitmen untuk tetap menjaga lingkungan kita dengan baik, dan tidak tercemar dengan sampah yang dapat mengganggu keberlangsungan hidup kita, ” ujarnya. (*)