Sentani,Jubi – Puluhan pengusaha industri kecil menengah ( IKM) di Kabupaten Jayapura mengikuti pelatihan peningkatan kapasitas standar produksi, yang dilaksanakan Dinas Perindustrian dan Perdagangan ( Perindag) Kabupaten Jayapura di salah satu hotel ternama di Kota Sentani.
Acara itu dibuka secara resmi oleh Sekretaris Daerah Kabupaten Jayapura, Hana Hikoyabi, Selasa (26/7/2022).
Hana usai membuka kegitan tersebut mengatakan, pelatihan sangat penting, sebab ada ratusan pengusaha yang telah dibekali dengan pelatihan yang sama dan sedang mengembangkan usaha produksi mereka.
Kali ini ada 30 pengusaha yang diakomodir oleh Dinas Perindag untuk mengikuti pelatihan, sesungguhnya ada 115 pengusaha yang sama dalam kategori industri kecil menengah yang sedang melaksanakan dan menjalankan usaha produksi mereka dan sudah banyak dari mereka yang produk-produknya terjual hingga ke luar Papua.
“Usaha produksi aneka kue sagu, minyak kelapa, sabun mandi dari bahan minyak kelapa, bahkan ada produk-produk kecantikan yang dihasilkan dengan menggunkan bahan dasar minyak kelapa asli. Ada juga dari kakao Jayapura, aneka kue, minuman dingin dan berbagai industri produk lokal lainnya,” ujar Sekda Hana.
Menurutnya, hasil produksi yang dihasilkan oleh para pengusaha industri harus dipasarkan. Soal pasar, intervensi harus dilakukan juga oleh Pemerintah Daerah, karena hasil dari pelatihan yang diberikan kepada para pengusaha industri diimplementasikan dalam hasil produksi. “Dari hulu sampai hilir, dari proses hingga penjualan harus mendapat pendampingan dan memastikan hasilnya terjual di pasaran,” kata Hikoyabi.
Sementara itu, Kepala Dinas Perindag Kabupaten Jayapura, Theopilus Tegay mengatakan, IKM dan UKM keberadaannya beda-beda tipis. IKM diurus oleh Perindag sementara UKM diurus oleh Dinas Koperasi dan UKM Kabupaten Jayapura.
Data yang dimiliki pihaknya, ada 115 IKM, 30 di antaranya dilibatkan dalam kegiatan pelatihan peningkatan kapasitas dan standarisasi hasil produksi, secara bertahap pelatihan ini dilakukan.
Sejumlah pemateri berkompoten dihadirkan, seperti Balai Pengendali Obat dan makanan, Perindustrian dan Perdagangan Provinsi Papua serta Balai Pendidikan dan Latihan Standarisasi hasil produksi dari Makasar.
“Sebagian besar hasil produksi para pengusaha industri kecil menengah ini sulit mendapat tempat di pasaran umum, karena standarisasi produksi, ijin kemasan dan produksi, dan kelayakan hasil produksi. Paera pembeli tentunya akan teliti dan memastikan barang yang dibeli ini memiliki kelayakan standar penjualan atau tidak,” kata Tegay.
Lanjut Tegay, dengan pelatihan yang dilakukan pihaknya ini dengan harapan bahwa para narasumber yang memberikan materi saat ini turut membantu memberikan ijin dan legalitas terhadap hasil-hasil produksi yang sudah dihasilkan oleh para pengusaha kita. Tentunya melalui proses yang ditetapkan.
“Seluruh kegiatan yang dilakukan ini adalah program kementerian perindustrian, sehingga kegiatannya akan digilir pada waktu mendatang. Ada juga alokasi dana kita dari anggaran Otsus bagi pelatihan serta pembangunan rumah produksi,” ucapnya (*)
Discussion about this post