Sentani, Jubi – Pemerintah Distrik Kemtuk, Kabupaten Jayapura, menerapkan program Distrik Membangun Membangun Distrik ( DMMD) dengan melakukan pendataan jumlah penduduk, potensi sumber daya alam, lahan pertanian, perkebunan, peternakan, pariwisata, kelompok usaha masyarakat serta fasilitas-fasilitas pendukung lainnya.
Pendataan tersebar di kampung Kwansu, Mamda, Mamda Yawan, Mamei, Nambon, Sabeab kecil, Sama, Sekori, Skoaim, dan Soaib ( Sabeab besar).
Kepala Distrik Kemtuk, Evans Yoku mengatakan, dari sejumlah pendataan yang dilakukan pihaknya selama ini, banyak potensi lokal masyarakat yang sedang dikerjakan atau diolah secara swadaya, mandiri oleh masyarakat di kampung masing-masing.
Namun itu belum begitu maksimal untuk dikerjakan secara rutin dan hasil-hasil pengelolaannya dibawa untuk dipasarkan keluar dari Distrik Kemtuk. “Kondisi geografis kampung yang jauh, dan akses jalan yang belum begitu baik mengakibatkan hasil pertanian, perkebunan yang melimpah tetapi tidak bisa dibawa keluar, “ujar Evans saat ditemui di Kantor Bupati Gunung merah Sentani, Kamis (9/6/2022).
Pendataan dilakukan, kata Yoku, agar ada data yang akurat terkait kebutuhan serta fasilitas yang nantinya diprogramkan dalam program kerja di setiap Kampung. Selanjutnya, dari database ini akan disinkronkan juga dengan kebutuhan dan program di setiap Organisasi Perangkat Daerah ( OPD) secara teknis yang akan menurunkan kewenangan pengelolaannya langsung kepada Distrik.
“Selain pendataan, sosialisasi DMMD juga terus kami lakukan, sentra pelayanan kepada masyarakat adalah distrik dan kampung. Oleh sebab itu, sinergitas ini terus kami bangun bersama pemerintah kampung tetapi juga langsung kepada masyarakat. Distrik sebagai tempat pelatihan, pusat data dan informasi, tetapi juga sebagai pusat pemberdayaan masyarakat, ” jelasnya.
Dikatakan, target capaian yang diinginkan adalah peningkatan dan pembaharuan akses jalan dari kampung ke kampung di wilayah Distrik Kemtuk.
Sehingga hasil potensi sumber daya alam yang diolah bisa sampai di pasar dan kampung-kampung. Dengan keterbukaan wilayah maka ada transaksi jual beli, kolaborasi usaha dengan dunia perbankan serta pihak swasta lainnya. “Jika akses jalan tidak diperbaiki, apapun yang menjadi potensi dan andalan masyarakat di kampung, masyarakat akan kesulitan untuk membawa hasil pertanian, perkebunan ke pasar, ” ucapnya.
Sementara itu, Wakil Bupati ( Wabup) Jayapura, Giri Wijayantoro menjelaskan, dalam keterbatasan masyarakat untuk mengolah hasil pertanian dan perkebunan bahkan peternakan, negara harus ada dan hadir untuk menjawab semua kebutuhan.
“Keterbukaan dari keterisolasian harus dilakukan, peningkatan akses jalan juga harus dilakukan dengan melihat status jalan yang akan dikerjakan. Kesejahteraan dan peningkatan ekonomi adalah hal utama yang harus dipikirkan secara bersama, ada kolaborasi pemerintah dan masyarakat, sehingga apa yang dicita-citakan dapat tercapai, ” Giri. (*)
Discussion about this post