Manokwari, Jubi – Bupati Manokwari, Papua Barat, Hermus Indou meresmikan Stasiun Pengisian Bahan Bakar Umum – SPBU Dodo di jalan Trikora Sanggeng Manokwari milik pengusaha asli Papua – OAP, Ferry Auparay.
“Kita bersyukur bahwa hari ini Tuhan memampukan saudara kita, bapak Ferry Auparay sebagai salah satu pengusaha asli Papua untuk bisa memulai melalui usaha SPBU ini dalam melayani kebutuhan BBM di Kabupaten Manokwari,” kata Bupati Hermus Indou mengawali sambutan saat peresmian SPBU Dodo, Senin (3/4/2023).
Indou dalam sambutanya juga menyinggung kebijakan Otonomi Khusus hasil perubahan atau jilid dua sebagai wujud Pemerintah mendorong keberpihakan orang asli Papua untuk membangun transformasi dalam semua aspek pembangunan.
“Termasuk transformasi di bidang ekonomi, ini tidak hanya kita bicara Transformasi ekonomi Hijau, juga soal hilirisasi ekonomi, tetapi khusus kita di Papua menjadikan kita orang Papua sebagai subjek pembangunan juga pelaku ekonomi di negerinya,” kata Indou.
Ferry Auparay, pengusaha sekaligus pemilik SPBU Dodo mengatakan, tekad membangun usaha ini telah ia jalankan selepas ia bekerja sebagai karyawan di salah satu perusahan kayu.
“Saya pernah menjadi karyawan di sebuah perusahan kayu, merasakan sebagai seorang karyawan dan kemudian menjadi orang yang mandiri,” kata Ferry Auparay.
Sebagai orang asli Papua, dia mengaku lahan bagi anak asli Papua di bidang usaha kini terbuka lebar.
“Sebenarnya sektor usaha ini yang harus dilirik oleh kitorang orang asli Papua, karena yang mengetahui Papua ya kita orang asli Papua. Bagaimana kita jadi eksportir ikan, pengusaha minyak dan pengusaha kayu,” tuturnya.
Dia meminta lahan usaha yang luas di Tanah Papua ini harus dimanfaatkan dengan maksimal oleh anak-anak Papua.
“Jangan lagi setiap tahun, setiap bulan kita datang membebani kepala daerah Gubernur, bupati untuk meminta bantuan,” ucapnya.
Auparay mengatakan, pada usaha ini ia tidak membutuhkan tender seperti pengusaha plat merah.
“Dari pada kita tidak pernah memikirkan hal itu akhirnya saudara-saudara kita dari luar memanfaatkan peluang yang ada. Lalu kita mulai marah kepada mereka, seharusnya kita jadikan itu sebagai tantangan bagi kita,” tuturnya.
Ferry menyebut bahwa di SPBU Dodo ia mempekerjakan karyawan sekitar 18 Orang, 80 persen karyawan merupakan anak-anak asli Papua.
“Saya berharap ada transfer pengetahuan di 20 persen (karyawan) yang sisa, karena ini yang sulit, soal pengelolaan manejemen bagi kita orang Papua, sebab bisnis Pertamina ini agak lebih khusus,” ujarnya.
Walau demikian Auparay mengangkat seorang perempuan Biak sebagai Manajer di SPBU Dodo.
“Mey Awom saya jadikan sebagai Manajer SPBU, itu saya minta di Unipa. Kepada teman-teman dosen saya sampaikan tolong kasih saya anak Papua satu yang punya nilai akademik cumlaude, lalu di kasih lah Mey Awom itu, lalu dibawah Manajer ada tiga orang dari saudara-saudara kita se-nusantara,” katanya.
SPBU Dodo dengan Seri 84.943.04 mendapat kuota Bahan Bakar Minyak BBM Subsidi, Bio Solar dan Pertalite, namun di SPBU itu tidak melayani Bio Solar.
“Kita di sini tidak melayani Bio Solar, hanya Pertalite yang diberikan penugasan setiap bulan 15 Kiloliter satu hari,” katanya.
Sementara BBM jenis Pertamax dan Dexlite tidak diberikan kuota alias bebas, kapan saja habis bisa dipesan dengan jumlah yang sesuai kebutuhan.
“Meskipun untuk BBM penugasan ini diberikan batasan kuota 15 KL namun saya yakin peruntukannya tepat sasaran, karena kita sekarang sudah pakai barcode,” tuturnya.(*)