Jayapura, Jubi – Era globalisasi membuat akses keterbukaan semakin meluas dan mudah didapatkan. Namun, bila tidak disikapi dengan baik dan bijak, keterbukaan informasi turut serta mempengaruhi pemahaman khususnya anak usia dini.
Hal itu disampaikan Pengawas Sekolah Pembina SD Gugus V dan VI Distrik Jayapura Selatan, Ni Ketut Kabeningsih di Kantor Wali Kota Jayapura, Senin (4/12/2023).
Dikatakannya, anak harus diawasi saat menggunakan gawai atau gadget, karena dengan mudah melibat berbagai gambar-gambar yang seharusnya tidak dilihat, karena cepat direkam diotak dan dipraktikkan.
Dikatakannya, anak usia dini mulai dari jenjang PAUD, TK, dan SD yang sudah kecanduan gawai lebih parah bila dengan orang kecanduan narkoba, karena dampak dari gawai ini sangat fatal bagi anak.
“Misalnya anak melihat tontonan penembakan, anak dengan cepat tanggap karena memori anak saat usia dini cepat mengerti dan menerapkan apa yang sudah ditontonnya,” ujarnya.
Dikatakannya, anak yang sudah kecanduan gawai akan marah, menangis, dan melempar benda-benda yang ada disekitarnya bila dilarang.
“Sekitar 50 persen anak usia SD sudah bisa mengoperasikan gawai. Orang tua berperan penting dalam mengawasi anak saat bermain gawai . Misalnya dengan mendampingi atau membatasi jam bermain,” ujarnya.
Selain orang tua, dikatakannya, guru di sekolah sebagai pendidik juga turut bertanggung jawab menjaga anak agar tidak kecanduan gawai.
“Guru harus mengingatkan orang tua agar tidak terlalu sering memberikan gawai pada anak. Misalnya, saat menangis atau meminta sesuatu, maka untuk didiamkan harus dengan gawai. Pola ini harus diubah,” ujarnya.
Menurutnya, membiasakan anak membacakan buku atau mendampingi anak saat sedang belajar serta menyibukkan anak dengan kegiatan-kegiatan bermanfaat seperti sekolah minggu, mengaji, dan kesenian bisa membantu anak tidak kecanduan gawai.
“Berkomunikasi dengan anak dan selalu mendampingi serta memahami aktivitas anak terutama saat memegang handphone sehingga mudah dilakukan pemantauan,” ujarnya.
“Melalui seni, dapat melatih kreativitas anak dan mengajarkan untuk mempertahankan budaya. Saya berharap orang tua dan guru terus mendampingi dan mengawasi anak-anak di rumah dan saat bermain gawai supaya tidak menganggu belajar anak,” ujarnya. (*)