Jayapura, Jubi – Sebanyak 27 mahasiswa penerima beasiswa Siswa Unggul Papua dari Provinsi Papua Pegunungan dan berkuliah di Rusia belum biaya pendidikan maupun biaya hidup periode Januari hingga Oktober 2023. Hal itu dinyatakan Koordinator Mahasiswa Papua Pegunungan di Rusia, Waipo Wenda pada Kamis (2/11/2023).
Wenda mengatakan ada 34 mahasiswa asal Provinsi Papua Pegunungan yang berkuliah di Rusia dengan beasiswa Siswa Unggul Papua. Mereka berkuliah di berbagai kampus, diantaranya di Irkutsk National Research Technical University, Irkutsk State University, Kazan State Institute of Culture, Bashkir State Medical University, Baltic State Technical University “Voenmeh”, Universitas Negeri Boronezh.
Ada juga yang berkuliah di Volgograd State University, Orenburg State University, Saint Petersburg State University Aerospace of Instrumentation, Altai State University, Belgorod State Technological University, Alta State University, Moscow Polytech University, Moscow State Pedagogical University, Moscow Aviation State University, Baikal State university, Voronezh State University, dan Kazan Polytechnic University.
Wenda mengatakan 25 mahasiswa di Rusia itu belum dibayarkan biaya pendidikan maupun biaya hidup, karena mereka tidak tercatat sebagai penerima beasiswa Siswa Unggul Papua asal Provinsi Papua Pegunungan. Padahal menurut Wenda 25 mahasiswa itu aktif berkuliah.
Selain itu, ada dua orang mahasiswa lainnya yang namanya tercantum dalam data penerima beasiswa Siswa Unggul Papua asal Provinsi Papua Pegunungan, namun juga belum menerima biaya hidup maupun biaya kuliah.
Dari 27 mahasiswa asal Papua Pegunungan itu, sejumlah enam orang berkuliah sepenuhnya dengan beasiswa Siswa Unggul Papua. Sedangkan 21 lainnya berkuliah dengan dua beasiswa, yaitu beasiswa Pusat Kebudayaan Rusia (PKR) Pemerintah Rusia yang biaya pendidikan, dan beasiswa Siswa Unggul Papua yang menanggung biaya hidup mereka.
Wenda mengatakan sudah kurang lebih hampir satu tahun ini mahasiswa bekerja sebagai buruh bangunan, mencuci piring di restoran, menjadi penyapu jalan, dan berbagai pekerjaan lainnya. Wenda mengatakan hal ini yang akhirnya berdampak buruk terhadap nilai akademik mahasiswa, sehingga ada mahasiswa yang terancam dikeluarkan.
Wenda mengatakan pihaknya telah berkomunikasi dengan Dinas Pendidikan Provinsi Papua Pegunungan terkait tunggakan pembayaran beasiswa itu. Akan tetapi, hingga kini belum ada tindak lanjut dari Dinas Pendidikan Provinsi Papua Pegunungan.
Wenda meminta Dinas Pendidikan Provinsi Papua Pegunungan memutahirkan data penerima beasiswa Siswa Unggul Papua asal Provinsi Papua Pegunungan dengan memasukkan nama semua mahasiswa yang telah dikirimkan, sesuai rekomendasi Ikatan Mahasiswa Papua dan Pusat Kebudayaan Rusia di Jakarta.
“Kami merasa sangat dirugikan karena Otonomi Khusus merupakan hak kami sebagai Orang Asli Papua, namun situasi kami saat ini sangat memprihatinkan,” katanya.
Problem tunggakan pembayaran beasiswa Siswa Unggul Papua di Rusia tidak hanya dialami para mahasiswa asal Provinsi Papua Pegunungan. Sebanyak 23 mahasiswa penerima beasiswa Siswa Unggul Papua yang berasal dari Provinsi Papua yang berkuliah di Rusia juga belum menerima biaya hidup periode Juli hingga Oktober 2023. Hal itu disampaikan Wakil Ketua Ikatan Mahasiswa Papua atau Imapa di Rusia, Reef Hervest Giorify Sweny pada Senin (30/10/2023).
“Total 23 mahasiswa berasal dari Provinsi Papua yang belum terima uang saku [atau biaya hidup] dari Juli-Oktober 2023. Jadi semua [23 mahasiswa ini] belum terima biaya hidup dari Provinsi Papua khusus Juli – Oktober 2023,” ujar Sweny.
Sweny mengatakan sepanjang tahun 2023 pembayaran biaya hidup senilai Rp10 juta per bulan seharusnya menjadi tanggung jawab Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia (BPSDM) Provinsi Papua. Menurutnya, tanggung jawab itu termuat dalam Berita Acara Kesepakatan Pembiayaan dan Penyelesaian Tunggakan Beasiswa Siswa Unggul Papua (SUP) Nomor: 900.1.14.2/13715/Keuda tertanggal 26 Juli 2023.
Salah satu poin berita acara itu menyepakati bahwa pemerintah kabupaten/kota di Provinsi Papua dapat memberikan bantuan keuangan kepada Pemerintah Provinsi Papua untuk pembayaran beasiswa Siswa Unggul Papua Tahun Anggaran 2023. “Untuk itu, 23 mahasiswa yang sedang aktif kuliah itu masih tanggung jawab BPSDM Provinsi Papua,” ujarnya. (*)