Jayapura, Jubi – Dari 12 sungai dengan 22 fasilitas penangkap air (Intake) sangat mengkhawatirkan ketersediaan air bersih, karena sudah dikelola selama 20 tahun.
Seiring dengan peningkatan jumlah penduduk, bila tidak ada sumber air baru demi tetap melayani kebutuhan masyarakat di kota dan kabupaten Jayapura, Provinsi Papua, maka kesulitan untuk mendapatkan air bersih.
“Apalagi saat musim kemarau, dari 895 liter per detik dari 22 intake itu, hanya 60 persen yang bisa dimanfaatkan,” ujar Direktur Utama PDAM Jayapura, Entis Sutisna saat menggelar Focus Group Discussion di Hotel Horison Ultima Entrop, Selasa (19/7/2022).
Menurutnya, kebutuhan masyarakat terhadap kebutuhan air bersih sangat penting, maka diperlukan sumber air baru. Sebagai solusi, air Danau Sentani sebagai salah satu prioritas utama untuk meningkatkan pelayanan air bersih.
“Untuk itu kami melaksanakan FGD ini sebagai upaya penyiapan lahan pembangunan instalasi pengolahan air atau IPA air baku Danau Sentani,” ujar Entis.
Dikatakannya, diskusi ini sebagai upaya menyiapkan air bersih untuk masyarakat, menambah jam pelayanan, dan menambah pasokan atau kapasitas bagi wilayah yang kekurangan air.
“Ketidak optimalan pelayanan kami, bukan karena petugas kami tetapi kondisi sumber air menurun. Penambahan 300 liter per detik, kalau ini tidak dilakukan maka akan terjadi kriss air bila terus memanfaatkan air permukaan,” ujar Entis.
Entis berharap melalui FGD ini, mempercepat penyiapan lahan dua hektar untuk pembangunan instalasi pengolahan air atau IPA air baku Danau Sentani sehingga 2025 sudah bisa dimanfaatkan masyarakat sebagai air bersih.
Ditambahkan, FGD ini melibatkan Dewan Pengawas, Balai Wilayah Sungai Papua, Balai Prasarana Permukiman, PUPR, Bappeda, PLN, BPN, ondoafi pemilik, dan pemilik hak ulayat (tanah). (*)
Discussion about this post