Nabire, Jubi – Walaupun konflik berkepanjangan terjadi di kabupaten Nduga, Papua Pegunungan, namun, pemerintah daerah setempat tidak mundur dalam hal menyiapkan sumber daya manusia (SDM).
Hal itu terbukti pada Senin, (26/6/2023) Pemda melakukan tes tertulis dan wawancara langsung oleh tim khusus dari akademisi pada sejumlah perguruan tinggi di Surabaya bersama Direktur RSUD Nduga, dr. Maria Giyai.
Penjabat Bupati Nduga, Namia Gwijangge mengungkapkan sektor pendidikan dan kesehatan menjadi prioritas. Sehingga dalam upaya menyiapkan sumber daya manusia pemerintah Kabupaten Nduga berencana melakukan kerjasama dengan fakultas kedokteran Universitas Padjajaran Jawa Barat untuk anak asli Nduga menempuh pendidikan kedokteran.
Direktir RSUD Nduga, dr. Maria Giyai, salah seorang tim penguji mengatakan, Pemerintah Kabupaten Nduga sudah MoU dengan kementerian kesehatan di Jakarta. Hal ini merupakan suatu tindakan yang positif untuk mengejar ketertinggalan dan meningkatkan pembangunan SDM di Kabuaten Nduga yang IPMnya tertinggal jauh dibanding kabupaten lainnya di Papua dan Papua Barat.
“Untuk mewujudkan kerja sama pemerintah daerah dengan pihak akademisi di setiap kota study orang tua mahasiswa harus mendukung pemerintah untuk mempersiapkan mereka supaya pemerintah bisa menyekolakan mahasiswa,” kata dr. Maria Giyai kepada Jubi melalui selulernya, Sabtu, (10/6/2023).
Menurut Giyai, calon mahasiswa yang telah ikut seleksi pada tahap tes tertulis dan wawancara sebanyak 50 orang mahasiswa.
“Jurusan kedokteran 20 orang, analis lima orang, elektro medis lima orang, kesehatan gigi 10 orang, radiologi tiga orang , anestesi tiga orang, farmasi tujub orang dan 13 orang keguruan,” kata dia.
Untuk jurusan kesehatan gigi, analis, dan elektro medis memasuki tahapan tes kesehatan sehingga mereka akan menempuh pendidikan tiga sampai empat tahun.
“Kecuali kedokteran sampai delapan tahun,” ucapnya.
Mahasiswa yang siap berangkat ke Jakarta dan kota studi lainnya pihaknya menyampaikan kuliah harus target sesuai harapan.
“Jadi semuanya anak asli Nduga agar kelak anak-anak asli Nduga bisa bersaing dengan OAP lain maupun Non OAP dan bekerja di tanah leluhurnya sendiri,” kata Giyai. (*)