Jayapura, Jubi – Para orangtua penerima beasiswa Otonomi Khusus Papua meminta Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia atau BPSDM Papua segera membayar seluruh tunggakan beasiswa Otonomi Khusus Papua periode 2022. Dari Rp122 miliar tunggakan yang harus dibayarkan, BPSDM Papua baru menyalurkan beasiswa periode 2022 senilai Rp68 miliar.
Ketua Forum Komunikasi Orangtua Mahasiswa Penerima Beasiswa Otsus Dalam Negeri dan Luar Negeri, Jhon Reba menyatakan apabila tunggakan periode 2022 tidak segera dibayarkan, hal itu akan berdampak kepada pembiayaan program beasiswa Otonomi Khusus (Otsus) Papua periode 2023 dan periode berikutnya. Reba menilai BPSDM Papua terlalu lambat menjalankan proses pembayaran tunggakan itu.
“Padahal kesepakatan yang dibuat 12 April 2023 [di Jakarta menyatakan] pembayaran tunggakan itu [harus dilakukan pada] 12 April sampai 12 Mei 2023. [Sekarang sudah tanggal] 21 Juni 2023, [pembayaran tunggakan] itu belum selesai. Kalau belum selesai bayar tunggakan, kira-kira kapan mau bayar [periode] 2023? Yang sudah, [nanti akhirnya] utang juga,” kata Reba di Kota Jayapura, Rabu (21/6/2023).
Reba menyatakan ada 3.171 mahasiswa penerima beasiswa Otsus Papua yang sedang berkuliah di dalam maupun luar negeri. Menurut Reba, sudah ada lima mahasiswa yang terpaksa pulang ke Papua, karena tidak ada kejelasan pembayaran tunggakan itu.
Reba menyatakan BPSDM Papua harus lebih serius menangani tunggakan pembayaran beasiswa Otsus Papua. “Pemerintah panggil [para calon mahasiswa], rekrut, seleksi kirim mereka sekolah/kuliah. Jadi, tidak ada alasan [bagi pemerintah] untuk [tidak] siapkan biaya pendidikan mereka. Kami minta pemerintah kerja cepat, karena proses pendidikan itu tidak tunggu uang Otsus, keluar baru dia bergerak. Itu proses pendidikan berjalan terus,” kata Reba.
Reba juga khawatir keterlambatan pembayaran dapat memicu pemulangan atau deportasi para mahasiswa ke Papua. “Jangan sampai anak-anak kami dipulangkan. Pemerintah dan negeri bertanggung jawab. Mari serius pemerintah bantu, kami sudah kerja ini. Kami di sini tidak tidur dengan baik, kami ambil peran di kantor ini. Duduk di sini, tidur di sini, makan di sini. Maksudnya kami serius dengan anak-anak kami,” ujarnya. (*)