Jayapura, Jubi – Forum Komunikasi Orangtua Mahasiswa Penerima Beasiswa Otonomi Khusus Dalam Negeri dan Luar Negeri mendatangi Kantor Gubernur Papua di Kota Jayapura, Kamis (15/6/2023). Mereka mendesak Pemerintah Provinsi Papua untuk tetap mengurus dan membiayai program beasiswa Otonomi Khusus atau Otsus Papua bagi anak-anak mereka yang tengah berkuliah di dalam dan luar negeri.
Salah satu dari orangtua penerima beasiswa Otonomi Khusus (Otsus) itu adalah Fritz Yusuf Ayomi. Orangtua dari Inggrid Frenelosa Ayomi itu menuturkan anaknya yang sedang berkuliah Jerman akan dikeluarkan dari asrama kampus pada Kamis waktu Jerman, karena belum membayar sewa asrama selama 5 bulan.
“Anak saya sudah semester akhir. Terhitung pukul 9.00 pagi waktu Jerman, dia akan dikeluarkan dari asrama jika tidak membayar tunggakan [sewa asrama] selama 5 bulan,” kata Fritz.
Menurut Fritz, Inggrid belum menerima kiriman biaya hidup periode Januari – Juni 2023 dari Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia (BPSDM) Papua. “Itu yang membuat anak kami akan dikeluarkan dari asrama. Tadi malam anak saya sudah sampaikan, akan membeli tenda untuk tinggal sementara di sebuah taman, sebab deadline waktu pembayaran 15 Mei 2023. Biaya asrama [itu mencapai] Rp8 juta per bulan,” ujarnya.
Ketua Forum Komunikasi Orangtua Mahasiswa Penerima Beasiswa Otsus Dalam Negeri dan Luar Negeri, Jhon Reba menyatakan puluhan anak penerima beasiswa yang bersumber dari Dana Otsus Papua belum menerima pembayaran beasiswa periode Januari – Juni 2023. Reba menyatakan BPSDM Papua adalah lembaga yang paling bertanggung jawab atas pembiayaan beasiswa anak-anak mereka itu.
Forum Komunikasi Orangtua Mahasiswa Penerima Beasiswa Otonomi Khusus Dalam Negeri dan Luar Negeri meminta Pemerintah Provinsi Papua segera mempercepat proses verifikasi dan validasi data penerima beasiswa Otsus, agar biaya kuliah dan biaya hidup para mahasiswa itu dapat segera dicairkan. Jika tidak ada solusi, Reba menyatakan ia dan para orangtua penerima beasiswa Otsus akan menduduki Kantor Gubernur Papua.
Reba menyatakan seharusnya proses verifikasi dan validasi data penerima beasiswa Otsus melibatkan pemerintah kabupaten/kota di Papua, agar prosesnya lebih cepat. “Kami sudah cek data itu sangat kacau, sebab ada mahasiswa yang sudah selesai kuliah tetapi masih terdaftar sebagai penerima, sementara yang masih aktif justru tidak ada dalam daftar,” ujarnya.
Reba juga menemukan ada mahasiswa yang berdomisili di Kota Jayapura, dan memegang Kartu Tanda Penduduk (KTP) Kota Jayapura, Provinsi Papua. Akan tetapi, nama mahasiswa itu malah dikelompokkan dengan nama penerima beasiswa Otsus dari Provinsi Papua Pegunungan.
“Jangan karena anak tersebut punya marga bukan orang Port Numbay, lalu dilimpahkan ke wilayah pegunungan, tidak bisa seperti itu. Dia (mahasiswa) punya hak sebagai [warga] Kota Jayapura. Jadi persoalan data BPSDM harus jelas, jangan asal serahkan sementara belum valid,” tegasnya.
Reba menyatakan BPSDM Papua juga harus tanggung jawab soal tunggakan pembayaran beasiswa senilai Rp122 miliar lebih. “Kepala BPSDM ini hadir pada saat petemuan di Jakarta, bahkan tanda tangan berita acara dan sudah tahu setiap poin kesepakatan. Terus, kalau belum ditindaklanjuti sampai hari, itu bagaimana? Mau tunggu siapa lagi, jangan kamu alasan putar-putar barang ini, bikin susah orang namanya,” kata Reba.
Reba jika beasiswa itu tidak segera dibayarkan kepada para penerima beasiswa, Forum Komunikasi Orangtua Mahasiswa Penerima Beasiswa Otonomi Khusus Dalam Negeri dan Luar Negeri akan bersurat ke Inspektorat Jenderal Kementerian Dalam Negeri. “Kami serius soal ini, sebab kami sudah berkomunikasi baik-baik, tapi BPSDM masih seperti begini. Jangan sampai ada bahasa Pemerintah Provinsi Papua tidak punya uang. Bahasa itu sering dikeluarkan BPSDM,” katanya.
Menurut data yang dipegang Forum Komunikasi Orangtua Mahasiswa Penerima Beasiswa Otonomi Khusus Dalam Negeri dan Luar Negeri, total jumlah mahasiswa penerima beasiswa Otsus mencapai 3.171 mahasiswa yang tersebar di dalam maupun luar negeri. Data itu merupakan data penerima beasiswa Otsus dari Provinsi Papua, Provinsi Papua Selatan, Provinsi Papua Tengah, maupun Provinsi Papua Pegunungan.
Jika dirinci, jumlah penerima beasiswa Otsus di Provinsi Papua adalah 1.717 mahasiswa. Sebagian besar dari mereka berdomisili di Kota Jayapura (sekitar 600 orang), Kabupaten Jayapura (sekitar 420 orang) dan Kabupaten Biak Numfor (200 orang). (*)