Jayapura, Jubi – Pelajar laki-laki di Provinsi Malaita, Kepulauan Solomon mengalami infeksi organ seksual setelah mereka berupaya pembesaran alat kelamin, dan gagal. Penderita yang gagal ini jumlahnya terus meningkat.
Laporan yang diterima Solomon Star yang dikutip Jubi pada Jumat (20/10/2023) mengatakan sebagian besar penderitanya adalah pelajar yang gagal memperbesar alat kelamin mereka dengan suntikan zat silikon.
Laporan tersebut mengatakan para siswa tersebut mengalami infeksi serius pada organ seksual mereka dan menderita di rumah.
Laporan tersebut juga mengatakan para pelajar merasa malu untuk pergi ke klinik atau Rumah Sakit Kiluufi, dan tetap di rumah hanya untuk menderita infeksi serius pada alat kelamin mereka.
Perawat Asosiasi Keluarga Berencana Kepulauan Solomon (SIPPA) di Auki Hilda Misi membenarkan bahwa mereka menerima sedikit kasus laki-laki yang mengunjungi kliniknya dengan keluhan infeksi alat kelamin.
“Ya, kami telah menerima sejumlah pasien, kebanyakan pelajar yang mengeluhkan bagian pribadinya yang terinfeksi setelah disuntik dengan silikon.”
Ms Misi mengatakan mayoritas pasien mengunjungi klinik SIPPA tahun lalu dan mereka sebagian besar adalah kaum muda, khususnya pelajar.
Dia mengatakan menyusul laporan dan keluhan mengenai upaya pembesaran penis yang gagal dan infeksi. SIPPA memberikan kesadaran kepada sekolah-sekolah dan masyarakat untuk memberi tahu mereka tentang bahaya dari praktik-praktik tersebut.
Ms Misi mengatakan mereka diberitahu oleh para siswa bahwa biaya suntikan silikon pembesar penis adalah $100 per kepala.
Sementara itu, ia memperingatkan laki-laki agar tidak melakukan praktik semacam itu karena berbahaya dan dapat merenggut nyawa mereka.
Ms Misi menambahkan bahwa ini adalah praktik ilegal yang tidak boleh dipikirkan.
“Penting untuk diingat bahwa penyuntikan benda asing ke dalam penis berbahaya dan dapat mengakibatkan kerusakan permanen pada penis atau dapat menyebabkan hilangnya nyawa,” tambahnya.
Ms Misi mengatakan beberapa kasus yang mereka tangani berada di luar kemampuan mereka untuk mengobati dan harus dirujuk ke rumah sakit. (*)