Jayapura, Jubi-Perdana Menteri James Marape mengatakan Papua Nugini memiliki “hubungan yang sehat” dengan China. Negara tirai bambu itu juga menjadi mitra penting sejak APEC 2018 lalu.
“Mereka juga penting dan mitra dagang yang besar,” katanya sebagaimana dikutip Jubi.id dari thenational.com.pg .
Marape menanggapi kritik atas penandatanganan perjanjian kerja sama pertahanan dengan Amerika Serikat di Port Moresby belum lama ini, dengan melihatnya sebagai risiko hubungan PNG-China.
“Tapi kami (PNG- AS) sedang bergerak untuk menyelesaikan perjanjian (kerja sama pertahanan) ini. Kami tidak perlu memberi tahu orang lain apa yang kami lakukan,” katanya.
Dia mengatakan China telah meyakinkan PNG “dalam percakapan kami bahwa kami memiliki hak untuk terlibat dengan AS sebanyak yang kami miliki dengan mereka”
“Sekretaris Negara (Antony Blinken) menyatakan bahwa ini tidak ada hubungannya dengan isu-isu yang lebih besar, isu-isu utama yang terus muncul setiap saat,” kata Marape.
“PNG mengundang AS untuk bergerak melampaui kesepakatan biasa menjadi kesepakatan khusus yang berfokus pada pertahanan. Menurut saya, itu memperkuat Angkatan Pertahanan kita,”katanya.
“Mereka akan datang atas undangan Angkatan Pertahanan kita dan bukan atas kemauan mereka sendiri.”tambahnya.
Dia mengatakan penandatanganan Perjanjian Kerjasama Pertahanan (DCA) adalah puncak dari keterlibatan selama bertahun-tahun dengan Pentagon dan Washington.
“Itu (DCA) tidak didorong ke tenggorokan kami. Itu tidak dipaksakan kepada kami. Itu adalah kesepakatan bersama. Sebuah percakapan yang diadakan secara tegas tentang perlunya Papua Nugini agar pasukan pertahanan kami dibantu, didukung, dan ditingkatkan.”
Dia mengatakan dokumen itu akan segera diumumkan.
Kedua perjanjian tersebut akan meningkatkan kerja sama antara Pasukan Pertahanan PNG dan Penjaga Pantai AS untuk membangun kapasitas, dan memerangi penangkapan ikan ilegal(*)
