Jayapura, Jubi- Perdana Menteri Papua Nugini James Marape mengajukan mosi tidak percaya yang kedua kepada Komite Hak Istimewa Parlemen menyusul tuduhan pemalsuan.
“Sepertinya ada yang memotong dan menempelkan tanda tangan ini dan mengisi namanya,” kata Marape sebagaimana dilansir jubi rnz.co.nz Sabtu (24/2/2024).
Penjabat Ketua Koni Iguan mengatakan kepada Parlemen pada hari Kamis, mosi tidak percaya yang pertama tidak memenuhi syarat untuk dicantumkan dalam kertas pemberitahuan.
Komite peninjau menemukan adanya masalah pada mosi pertama dan meminta pihak oposisi untuk mengajukan mosi kedua.
Anggota kelompok oposisi mengatakan mereka menginginkan kejelasan mengenai masalah ini.
Bahkan sampai dikatakan “mengkhawatirkan”.
Kini Marape mempermasalahkan hal tersebut, dengan mengatakan bahwa ia diberitahu bahwa beberapa pemimpin tidak menandatangani mosi kedua, namun nama dan tanda tangan mereka digunakan.
Dia mengatakan ini merupakan kasus potensial “pemalsuan serius”. “Sebagai Perdana Menteri, saya tidak mentoleransi orang-orang yang menyalahgunakan proses tersebut, terutama mereka yang mengaku sebagai ‘pemerintahan alternatif’ yang ingin memperjuangkan hak-hak rakyat kami.
“Ini benar-benar salah! Tingkat penipuan seperti ini harus dikutuk sekeras-kerasnya,” kata Marape.
Dia mengatakan pihak oposisi dengan senang hati akan mencoba melakukan mosi tidak percaya terhadap dirinya ketika Parlemen kembali dilanjutkan pada Mei.
Dia membantah parlemen ditunda untuk menghindari pemungutan suara yang menentangnya.(*)
Discussion about this post