Jayapura, Jubi – Mahasiswa UPNG (Universitas Papua Nugini) berbaris ke Gedung Parlemen di Port Moresby, Jumat (12/5/2023) pagi. Mereka berdemo damai dengan berjalan kaki sebagai protes atas komentar ofensif yang dibuat oleh Menteri Luar Negeri PNG, Justin Tkatchenko.
“Tkatchenko menanggapi reaksi publik atas video TikTok – yang menggambarkan perjalanan mewah dan belanja kelas atas – yang diposting oleh putrinya selama perjalanan yang didanai pembayar pajak ke penobatan Raja Charles III di London,” dikutip Jubi.id dari laman resmi https://www.rnz.co.nz/international/pacific-news/489778/upng-students-protest-over-offensive-comments.
Dalam sebuah wawancara dengan ABC, Menlu PNG menyebut para kritikus itu “tidak berguna” dan “binatang primitif”.
Komentarnya itu kemudian dikecam oleh para pemimpin oposisi PNG, tetapi Perdana Menteri PNG, James Marape, mengatakan Tkatchenko telah meminta maaf atas komentarnya dan Marape telah meminta orang-orang untuk memaafkannya.
Mahasiswa mulai berkumpul pada Jumat (12/5/2023) pagi ini di sekitar spanduk yang dikibarkan di luar kampus dan berbaris ke parlemen dam satu jam terakhir.
“Ini bukan hanya tentang komentar ofensif,” kata mahasiswa UPNG, Michael Pais.
“Alasan utamanya adalah cara uang dihabiskan untuk perjalanan ini dan kemewahan yang ditampilkan sementara orang-orang kami kekurangan layanan paling dasar,” katanya.
“Tanggapan menteri menunjukkan rasa tidak hormat yang mencolok terhadap PNG.”
Kongres Serikat Pekerja Papua Nugini mengadakan konferensi pers Jumat (12/5/2023) sore ini dan telah mengeluarkan pernyataan keras yang menyerukan pencopotan Tkatchenko sebagai menteri luar negeri.
“Kami tidak akan menerima permintaan maaf yang diberikan kepada Perdana Menteri [Marape],” kata Presiden Serikat Polisi, Lowa Tambua.
“Ini bukan masalah Perdana Menteri untuk memutuskan apakah kita harus memaafkan dan melupakan. Ini masalah 10 juta orang di negara ini untuk memutuskan,” tambahnya. (*)