Jayapura, Jubi – Yan Permenas Mandenas masih merespons permintaan pengurus Persipura Jayapura, Papua, yang memintanya untuk segera menyiapkan tim menjelang keikutsertaan di kompetisi Liga 2.
Selain tak bersedia diberikan beban tugas yang menumpuk, ia juga mempertanyakan dokumen sah atau SK-nya sebagai manajer klub Mutiara Hitam itu.
Mandenas mengungkapkan, sejak dirinya ditunjuk sebagai manajer Persipura, sampai saat ini ia belum diberikan selembar kertas atau dokumen sebagai legalitas untuk mengemban tugas tersebut.
“Sejak ditunjuk sebagai manajer maupun asisten manajer yang telah dipilih, sampai dengan hari ini kami belum mendapatkan selembar kertas sebagai legalitas hukum untuk melaksanakan tugas. Sebagaimana amanat dari pengurus dan manajemen Persipura,” ungkap Mandenas kepada wartawan, Jumat (1/7/22).
Ia mengaku, dirinya tak hadir langsung saat pengambilan keputusan oleh pengurus yang melimpahkan kewenangan padanya.
“Dalam proses pengambilan keputusan untuk memberikan mandat kepada saya sebagai manajer Persipura saya sendiri tidak hadir langsung dalam rapat yang membicarakan tentang pemberian kewenangan. Sehingga saya sendiri tidak tahu rincian kewenangan sampai sejauh mana yang diberikan kepada saya untuk menjalankan tugas sebagai manajer Persipura,” sebutnya.
Ia meminta ada perincian tugas yang jelas sehingga tidak menjalankan beban tugas menumpuk dalam waktu yang mepet.
“Jadi tidak bisa serta merta semua tanggung jawab dilimpahkan begitu saja tanpa memberikan pendelegasian tugas atau rincian tugas yang jelas sehingga dalam pelaksanaannya nanti ke depan saya sebagai manajer tahu apa yang harus saya kerjakan, tidak mendadak,” ujarnya.
“Sampai hari ini kalau mau dikatakan secara lisan memang sudah dikatakan kepada saya sebagai manajer. Tapi secara legalitas saya belum mendapatkan legalitas sebagai manajer, ini juga yang menjadi rancu,” sambungnya.
Sebelumnya, Mandenas kebingungan dengan beban yang diberikan oleh pengurus kepada dia selaku manajer baru. Ia pun mengakui jika selama ini sedikit berbeda pendapat dengan manajemen dan pengurus. Ia meminta agar tidak dibebankan banyak tugas.
“Saya bingung tim ini siapa yang bikin jatuh di Liga 2 baru dilemparkan kepada saya. Saya baru kok. Jadi memang akhir-akhir ini antara pendapat saya sebagai manajer yang ditunjuk dengan manajemen Persipura dan pengurus memang sedikit berbeda pandangan, karena saya merasa bahwa semua dilemparkan tapi bukan berarti mulai dari pemain, sponsor, kemudian panpel dan lapangan semua mau dilemparkan kepada saya. Kalau waktunya cukup saya persiapkan semuanya,” pungkasnya.
Belum adanya aktivitas klub Persipura Jayapura menjelang kompetisi Liga 2 membuat Ketua Umum mereka, Benhur Tomi Mano angkat bicara.
Figur yang akrab disapa BTM itu berharap manajer klub, Yan Permenas Mandenas bisa segera mempersiapkan tim, mengingat waktu persiapan kian sempit menuju Liga 2 yang akan bergulir pada Agustus mendatang.
Meski mendesak agar manajemen segera bertindak cepat, namun BTM mengaku tak mau mengintervensi tugas dari manajer Mandenas, karena kewenangan sudah dilimpahkan sepenuhnya.
“Kita berharap semua bisa berjalan baik dan lancar, karena waktu persiapan makin dekat, semua harus dipertimbangkan dengan baik, sehingga tim bisa berjalan sesuai rencana hingga akhir kompetisi nanti, keputusan dan kebijakan ada pada manajer, sesuai tugas dan tanggung jawab yang diemban, jadi keputusan tidak lagi di kami, sudah kami serahkan sepenuhnya kepada manajer,” kata BTM. (*)
Discussion about this post