Jayapura, Jubi – Dua wakil Asia, Jepang dan Korea Selatan (Korsel), serta satu-satunya wakil Afrika yang tersisa, Maroko, disebut masih punya kans untuk melangkah ke babak perempat final atau 8 besar Piala Dunia Qatar 2022. Jepang akan berhadapan dengan Kroasia, Korsel menghadapi Brasil, dan Maroko menantang Spanyol di babak 16 besar.
Jurnalis senior kompas dan juga pendiri Bolasport.com yang pernah meliput langsung Piala Dunia 2010 di Afrika Selatan, Hery Prasetyo, memprediksikan masih ada kans atau peluang bagi tiga tim underdog itu.
Meski ia tak menampik tantangan berat akan dihadapi oleh dua wakil Asia dan satu wakil Afrika di babak 16 besar, namun ia berkaca pada Piala Dunia 1998, di mana negara yang baru seumur jagung, Kroasia ketika itu sukses membuat kejutan dengan melenggang ke babak semifinal.
“Kalau untuk lolos hingga semifinal saya kira masih ada peluang bagi Maroko maupun duo Asia, Jepang dan Korsel. Karena dulunya Kroasia itu tim antah berantah yang diragukan di Piala Dunia bahkan di Eropa sendiri. Tapi mereka bisa masuk semifinal pada Piala Dunia di Prancis tahun 1998. Waktu itu mereka statusnya masih negara baru yang baru saja merdeka, pecahan dari Yugoslavia,” kata Hery dihubungi awak media Jubi, Senin (5/12/2022).
Hery menilai materi yang dimiliki oleh Jepang dan Korsel serta Maroko pada Piala Dunia kali ini adalah sebuah kelebihan yang harus dimanfaatkan jika ingin lolos ke babak berikutnya.
“Jadi saya kira untuk peluang lolos ke level semifinal itu masih ada untuk tim Afrika dan Asia. Dan menurut saya ini menjadi sebuah kesempatan emas untuk tim-tim Asia dan Afrika,” ujarnya.
Khusus Jepang dan Korsel, menurut Hery kedua negara Asia itu punya mental tempur pantang menyerah yang menjadi nilai plus. Hal itu yang membuat kedua tim tersebut bisa bersaing dengan tim-tim dari Eropa. Apalagi, keduanya juga menjadi negara Asia yang paling sering mengimpor pemain ke klub-klub elit di Eropa.
“Jepang dan Korsel secara permainannya mulai tertata, padahal dulu mereka dianggap bisa melangkah jauh karena berstatus tuan rumah di Piala Dunia 2002. Tapi sekarang ternyata permainan mereka menurut saya semakin bagus. Faktanya, mereka jadi negara Asia yang paling sering mengimpor pemain ke benua Eropa dan punya pengaruh yang kuat,” tuturnya.
“Kalau secara kondisi yang membuat mereka bisa mengalahkan juara dunia, saya pikir bukan karena jadwal kompetisi Eropa yang padat, karena Jepang dan Korsel juga banyak pemainnya yang bermain di Eropa. Kendalanya sama. Tapi menurut saya, dari dulu yang bikin Jepang dan Korsel kuat karena mental. Mereka punya mental ngotot, secara historis sejak dulu mereka bahkan tak pernah takut dan tidak mau kalah dengan negara-negara Barat,” tandasnya. (*)