Enarotali, Jubi – Jajaran forum komunikasi pimpinan daerah (Forkopimda) Kabupaten Paniai, Papua Tengah melakukan inspeksi mendadak (sidak) terpadu di pasar tradisional Enarotali pada Jumat, (16/2/2024).
Tim tersebut langsung dipimpin Penjabat Bupati Paniai, Denci Meri Nawipa beserta Tim Pengendali Inflasi Daerah (TPID) Kabupaten Paniai yang berdiri dari Penjabat Sekda Paniai Solemen Boma, Kasat Intelkam Polres Paniai, sejumlah kepala OPD, Kepala Distrik Paniai Timur, Kabag Perekda Setda Paniai, Kabag Humas dan Satuan Pol PP serta TNI dan Polri.
Penjabat Bupati Paniai Denci Meri Nawipa menjelaskan, hal itu dilakukan dalam rangka mengantisipasi terjadinya inflasi daerah dan kenaikan harga komoditi pangan serta memusnahkan sembako yang telah kedaluarsa di wilayah Kabupaten Paniai.
“Ini sidak terpadu bertujuan untuk meninjau ketersediaan kebutuhan pokok masyarakat,” kata Denci Meri Nawipa kepada Jubi.
Sebelum turun ke pasar, pihaknya membagi tiga tim, kelompok pertama dipimpin oleh Pj Bupati Paniai, kelompok kedua dipimpin oleh Pj Sekda Paniai dan kelompok ketiga dipimpin oleh Assisten III Setda Paniai Agnes Erniyati.
Dalam Sidak, pihaknya menemukan sejumlah Sembako yang telah kedaluarsa seperti minyak goreng, minuman kaleng, garam, masako, sarden, mie, biskuit, jas jus dan sejenisnya.
“Kami juga musnahkan buah-buahan yang tidak layak dijual atau dikonsumsi seperti pisang yang sudah cokelat, mangga yang membusuk, ada juga buah salak. Dan juga bumbu-bumbu seperti tomat yang sudah lembek,” katanya.
Selanjutnya ketiga tim berjumpa di pertigaan persis depan kantor distrik Paniai Timur selanjutnya memusnahkan barang-barang tersebut disaksikan sejumlah pihak termasuk masyarakat.
Kepala Bagian Perekonomian Daerah Setda Paniai, Menase Pigai mengatakan, pihaknya juga menemukan harga yang bervariasi seperti beras 8 ons dijual dengan harga 10 ribu dan satu kilo dijual dengan harga 15 ribu.
“Ada minyak goreng per jerigen juga harganya berbeda-beda. Di kios lain dijual dengan harga 70 ada juga yang dijual 90 hingga 100 ribu,” ujarnya.
Menurut dia, ada beberapa komoditas yang naik harganya.
“Ada harga naik ada juga yang turun. Beras ada kenaikan sedikit. Kita bisa menangkap bahwa kenaikan yang ada masih dalam batas normal,” ungkapnya.
Pigai menjelaskan kenaikan harga beras diperkirakan terkait musim politik di mana para calon legislatif beli untuk kebutuhan masing-masing tim sukses.
“Bisa jadi karena faktor politik ini. Kan banyak orang masing-masing caleg. Mau masak harus beli beras di atas 20 kilogram, itu sekali masak karena banyak orang. Jadi bisa jadi pedagang naikan harga,” ujarnya.
Selain itu, pihaknya juga menemukan penjualan ikan laut yang tali perutnya sudah keluar.
“Kami sudah sarankan ke depan tidak boleh jual ikan seperti itu. Tapi ikan yang kami dapati tali perutnya keluar itu kami ambil untuk dimusnahkan,” katanya. (*)