Marten Yemaro, dari sekolah guru ODO Fakfak sampai anggota Bamus Lemasko

Marten Yemaro
Marten Yemaro dan ponakannya (baju merah) di depan kediaman Geri Okoare, Ketua Lemasko, di Jalan Serui Mekar, Timika, Selasa (31/1/2023) pagi. - Jubi/Dominggus Mampioper

Jayapura, Jubi – Selasa (31/1/2023) pagi, jurnalis jubi.id bersama rekan-rekan dari CNN Indonesia hendak bertemu dengan Ketua Lembaga Musyawarah Adat Suku Kamoro (Lemasko), Gery Okoare. Kebetulan saat itu, paitua Marten Yemaro juga ingin bertemu dengan Gery Okoare karena jabatannya di Lemasko sebagai anggota Badan Musyawarah (Bamus) Lemasko.

Sambil menunggu satpam dari Ketua Lemasko memberi keterangan soal kepastian bertemu dengan Ketua Lemasko, jurnalis jubi.id sempat mewawancarai pengalaman dari paitua Marten Yemaro yang sudah berusia 82 tahun. Meski berusia lanjut, ayah dari 12 anak itu masih bersemangat untuk melayani sesama warga suku Kamoro di Lemasko.

Ia mengawali kariernya sebagai guru SD, dengan mulai belajar di Jongens Vervolgs School untuk putra di Kokonao, Distrik Mimika, di zaman Belanda. Kokonao termasuk kota tua zaman Belanda, merupakan pusat pendidikan Katolik. Paitua Marten Yemaro selama belajar di SD di Kokonao, waktu itu diajar oleh guru Paulus Rahawari, anak perempuannya bernama Poppie Rahawarin

“Ya, saya mulai sekolah dasar di Kokonao zaman Belanda,” katanya di dampingi ponakannya.

Dia menambahkan tanpa melalui SMP atau zaman Belanda disebut PMS, langsung melanjutkan ke ODO atau Opleiding voor Volkschool Onderwyzer di Fakfak.

“Setamat dari ODO Fakfak, saya langsung menjadi guru SD di Paniai, Enarotali,” kata Yemaro seraya menambahkan mulai menjadi guru di sana pada 1961.

Selanjutnya, kata dia, pindah lagi ke Pegunungan Bintang, Kaimana, dan kembali lagi ke Mimika di Kampung Pronggo.

Kampung Pronggo disebut pula sebagai Kampung Paraoka tetapi lebih dikenal dengan nama Kampung Pronggo.

“Tahun 1973 saya bertugas di Atuka di sini [Mimika] tepi pantai dan ke Pigapu, dan akhirnya saya pensiun dari guru pada 2001,” katanya seraya menambahkan sampai sekarang menetap di Kampung Pigapu, Distrik IwakaKabupaten Mimika, Papua Tengah.

Sedangkan Kampung Pronggo saat ini termasuk dalam Distrik Mimika Barat Tengah Kabupaten Mimika, Papua Tengah. Selain itu terdapat pula kampung Akar, Kapiraya, Kipia, Mapar, Mupurupa, Uta, Wakia, dan Wumuka.

Marten Yemaro
Marten Yemaro di depan kediaman Gery Okoare, Ketua Lemasko, di Jalan Serui Mekar di Timika, Selasa (31/1/2023) pagi. – Jubi/Dominggus Mampioper

12 anak, 9 meninggal

Ia memasuki pensiun sebagai guru sekolah dasar pada 2001. Saat itu pula isterinya, seorang perempuan Kamoro, meninggal dunia. Sejak itu pula ia hidup seorang diri bersama anak-anaknya. Sayangnya, dari 12 anak itu, selama tugasnya sebagai guru Sekolah Dasar (SD), sembilan orang anak meninggal.

“Kini saya hanya punya tiga orang anak perempuan dan laki-laki. Anak laki-laki bungsu punya anak yang sekarang ada kuliah di Bandung,” katanya.

Ia kini menjalani tugasnya sebagai anggota Badan Musyawarah (Bamus) di Lemasko. Tugas Bamus meliputi menginventarisasi pelaksanaan tugas Dewan Pimpinan Adat yang ada di Lemasko. Selain itu memonitoring dan mengawasi, serta menjaga nama baik lembaga.

Badan Musyawarah (BM) sekarang ini diketuai oleh Petrus Nawatipia, Sekretaris BM Soter Moyau, dan anggota yakni Paulinus Sanau, Oktovianus Mataya, dan Markus Yamaro. (*)

Comments Box

Dapatkan update berita terbaru setiap hari dari News Room Jubi. Mari bergabung di Grup Telegram “News Room Jubi” dengan cara klik link https://t.me/jubipapua , lalu join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.
banner 400x130
banner 728x250