Nabire, Jubi – Kabupaten Nabire, Provinsi Papua Tengah tahun ini menuntaskan pelatihan untuk kader yang akan melaksanakan program SIO Papua atau Sistem Informasi Orang (SIO) Papua yang akan berkerja di kampung-kampung dan distrik.
Program SIO Papua salah satu program terobosan yang dilakukan Kolaborasi Masyarakat dan Pelayanan untuk Kesejahteraan (KOMPAK)-LANDASAN untuk meningkatkan pemanfaatan data kontekstual Papua yang berhubungan dengan perencanaan pembangunan di tingkat kampung, distrik, dan kabupaten.
Pelaksana Tugas Kepala Dinas Komunikasi dan Informasi Kabupaten Nabire Yermias Degei kepada Jubi, Senin (11/11/2024) mengatakan ini tahun terakhir Diskominfo Kabupaten Nabire melakukan pelatihan kader dengan peserta dari Distrik Nabire, Nabire Barat, Makimi, Wanggar, Yaro, dan Sanoba. Kegiatan diselenggarakan selama tiga hari di salah satu hotel di Nabire pada 7-9 November 2024.
Sebelumnya, pada 2023, pelatihan dilakukan untuk kader dari Distrik Siriwo, Uwapa, Dipa, dan Menou. Pada 2022 untuk kader dari Distrik Teluk Umar, Wapoga, Yaur, dan Napan. Pada 2021 untuk kader dari Distrik Moora dan Teluk Kimi.
“Jadi sekarang seluruh distrik sudah kami laksanakan [pelatihan], sehingga tahun depan [2025] pendampingan seluruh kader, kemudian kepastian anggaran kampung terakomodir untuk kader kampung,” katanya.
Selanjutnya, tambah Degei, tahun depan juga ada MoU (Memorandum of Understanding) antara kader dengan kepala kampung, lalun surat keputusan bupati.
“Sehingga tahun depan kami berharap seluruh kader sudah melaksanakan tugas. Sejauh ini baru dua distrik dan satu distrik sebagian yang sudah terinput data,” ujarnya.
SIO Papua, kata Degei, berfungsi untuk meningkatkan kualitas pengelolaan data dan informasi dasar di kampung. Untuk melaksanakan program ini maka kader dari kampung dan distrik perlu dilatih.
Tujuan pelatihan agar ke depan data sudah ada sehingga sebelum perencanaan pembagian pagu anggaran dalam perencanaan kampung harus mengacu kepada data.
Terkait hak dan kewajiban kader, kata Degei, akan diatur melalui Peraturan Bupati. Selain itu juga ada MoU antara kepala kampung dengan kader.
”Misalnya kader sudah melakukan pendataan tetapi kepala kampung belum membayar, itu ada mekanisme dan tahapannya, maka akan dilaporkan kepada kepala distrik sebagai pembina di wilayah untuk memediasi agar segera membayar. Jika mediasi di tingkat distrik belum terbayarkan maka kader bisa melaporkan ke tingkat kabupaten, ke Bappeda, Dukcapil, dan Diskominfo,” katanya.
Degei berharap kepala kampung benar-benar melakukan perencanaan kampung berdasarkan data real. Ia juga meminta agar kepala kampung dapat mengetahui data penduduknya.
”Kalau ada pengangguran di kampung itu kan ada terpetakan sarjana berapa. Sarjana pun bidang apa, termasuk SMK jurusan apa, sehingga sudah ada data tinggal nanti dioper ke OPD (Organisasi Perangkat Daerah) dan melalui Dana Otsus dapat direncanakan sesuai dengan apa yang mau dibina atau mau dilakukan,” katanya.
Selain menyiapkan kader, Diskominfo Nabire juga pernah mengadakan Pelatihan SIO Papua untuk tim pelatih kabupaten dan pelatih kader kampung. Kegiatan yang diadakan pada 22 November 2022 itu diikuti peserta dari Bappeda, Dukcapil, DPMK, BPS, dan Diskominfo sendiri.
Aplikasi SIO Papua
Program SIO Papua bermula dari KOMPAK-LANDASAN. Secara khusus KOMPAK telah mengembangkan sistem pendataan yang dulunya dikenal dengan istilah SAIK (Sistem Administrasi dan Informasi Kampung). Mulai 2020 SAIK berubah menjadi Aplikasi SIO Papua yang menyajikan data terpilah antara Orang Asli Papua dan selain Papua.
Menurut Degei ketersediaan data terpilah tersebut diharapkan dapat memenuhi amanat Undang-Undang Otonomi Khusus (UU Otsus) tentang pengakuan dan penghormatan hak-hak dasar Orang Asli Papua.
“Aplikasi ini berfungsi untuk meningkatkan kualitas pengelolaan data dan informasi dasar kampung sehingga dapat mendukung administrasi pemerintahan, perencanaan pembangunan, peningkatan layanan dasar, dan pengembangan kegiatan ekonomi kampung,” ujarnya.
Aplikasi SIO Papua dikembangkan oleh pemerintah daerah di Papua. Saat ini sejumlah kabupaten di Provinsi Papua dan Provinsi Papua Barat tengah melakukan pendataan terpilah.
“Kami di Nabire juga melakukan supaya pembangunan kampung, distrik, dan Kabupaten Nabire benar-benar berbasiskan data, agar semua dapat terlayani tepat sasaran,” katanya.
Kepala Kampung Sanoba Kornelis Osem mengatakan selama ini Orang Asli Papua menilai Otsus gagal atau tidak berhasil. Karena itu, dengan adanya pelatihan SIO Papua akan sangat membantu kepala kampung dan staf untuk membangun kampung sesuai dengan data real yang didata untuk meningkatkan kesejahteraan dari kampung.
“Kami telah menyimak pembicaraan dari narasumber dan mengikuti pelatihan ini baik-baik dan kami akan melakukan pendataan untuk mengefektifkan penggunaan Dana Otsus sesuai dengan data yang kami kelola di kampung kami masing masing,” katanya kepada Jubi, Senin (11/11/2024).
Menurut Osem pelatihan tersebut sangat bermanfaat, karena selama ini kepala kampung menginginkan agar pemerintahan kampung juga bisa berinovasi untuk membangun sesuai program kegiatan yang tepat sasaran dan langsung kepada masyarakat.
“Kami melihat selama ini perubahan di tubuh pemerintahan paling kecil itu harus bisa berinovasi mengikuti perkembangan di kampung agar pembangunan tepat sasaran,” ujarnya.
Mewakili 72 kampung, 15 distrik, dan 9 kelurahan, Osem menyampaikan banyak terima kasih kepada Diskominfo Kabupaten Nabire yang terus melakukan kegiatan bermanfaat dan berdampak langsung dalam upaya peningkatan kesejahteraan masyarakat.
“Kami sangat merespon positif, apapun yang akan disampaikan kami terima dan kami akan bekerja dengan lapang dada karena membantu kami. Kami juga merasa bersyukur karena dilibatkan dalam kegiatan SIO Papua, karena ini akan mempermudah kepala kampung dan perangkat kampung untuk mengambil data real di tengah masyarakat dari seluruh warga masyarakat Orang Asli Papua dan juga Non-Papua,” katanya.
Ketua Panitia Pelatihan SIO Papua Modes Magai mengatakan kegiatan pelatihan tersebut melibatkan sejumlah kepala kampung agar mereka mengetahui bagaimana meng-upload data yang diambil dari lapangan ke website untuk digunakan demi kepentingan pembangunan.
“Selama ini pembangunan dilakukan, namun tidak berbasis pada data, hal ini justru menghambat kemajuan kampung. Melalui kegiatan ini dapat membantu meningkatkan kemajuan di kampung,” katanya.
Magai menambahakn seluruh kegiatan pelatihan disiapkan oleh siswa SMK Negeri 2 Nabire yang sedang magang di Dinas Kominfo Kabupaten Nabire.
“Kami melibatkan mereka menyiapkan kegiatan ini agar mereka mempunyai pengalaman yang berharga selama masa studi mereka dan ketika mereka bekerja nanti,” katanya. (*)
Untuk melihat lebih banyak content JUBI TV, click here!