Nabire, Jubi – Penerapan literasi digital dapat membuat masyarakat jauh lebih bijak dalam menggunakan serta mengakses teknologi. Dalam bidang teknologi, khususnya informasi dan komunikasi, literasi digital berkaitan dengan kemampuan penggunanya.
Hal itu dikatakan Bupati Nabire, Mesak Magai, menyampaikan ketika membuka pelatihan Komunikasi Antar Pribadi (KAP) literasi digital dan perlindungan anak untuk trainer dilaksanakan pada Selasa – Sabtu, 2 – 6 Mei 2023 dengan jumlah peserta 14 orang yang terdiri dari DP3AKB, pemuda, pendeta, pendamping kampung, pekerja sosial (peksos) dan Diskominfo Nabire.
Menurut Bupati Magai, literasi digital bagi kalangan masyarakat sangat penting karena banyak berita hoaks bertebaran di mana-mana.
“Nabire adalah pusat pemerintah Provinsi Papua tengah dan dihuni oleh berbagai suku dari Sabang sampai Merauke sehingga berpotensi menyebaran informasi-informasi tidak benar yang dapat memicu kerenggangan sosial dalam kehidupan sosial melalui media sosial, sehingga melek digital bagi masyarakat kita. Terutama cara-cara untuk melawan berita hoaks serta cara-cara bijak untuk menggunakan internet harus terus dilakukan,” kata Magai yang diwakili Plt Kepala Dinas Komunikasi dan Informasi Kabupaten Nabire, Yermias Degei, Sabtu, (6/5/2023).
Kegiatan tersebut terlaksana atas kerjasama Pusat Kajian Kepemudaan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia (PUSKAMUDA FISIP UI) bekerjasama dengan United Nations International Children’s Emergency Fund (UNICEF) mengembangkan program Peningkatan Literasi Digital dan Perlindungan Anak di kalangan tenaga kesehatan, guru, pemuda, dan kader kesehatan melalui pelatihan literasi digital dengan pendekatan KAP.
Menurut dia, pelatihan literasi digital di Kabupaten Nabire sejalan dengan visi dan misinya di bidang komunikasi dan informatika.
“Saya memberikan apresiasi kepada PUSKAMUDA FISIP UI dan Unicef karena pelatihan ini sejalan dengan visi dan misi kabupaten Nabire di masa kepemimpinan kami dan pelaksanaannya pada hari ulang tahun kami. Jadi, ini sekaligus kado bagi saya,” katanya.
Ia mengatakan, berkenaan dengan pesta demokrasi di tahun 2024 pasti akan banyak bertebaran melalui media internet, terutama melalui media sosial. Oleh karena itu, masyarakat harus bijak dan menyita informasi yang diterima.
“Tahun 2024, kita akan melaksanakan Pileg, Pilpres, dan Pilkada serentak. Dalam tahun politik, penyebaran berita-berita hoaks juga Informasi apapun harus dipastikan lebih dahulu sebelum disebar kepada orang lain, atau kalau berita itu bukan dari media resmi maka jangan disebarkan sembarangan karena hal ini tentu akan merugikan orang lain dan diri sendiri,” ujarnya.
Plt Kadis Kominfo Nabire, Yermias Degei mengatakan, apa yang pernah dikatakan oleh seorang ilmuan komunikasi dan kritikus asal Kanada, Marshall McLuhan pada tahun 1960-an tentang desa global kini sudah menjadi kenyataan dengan perkembangan teknologi komunikasi informasi yang didukung oleh internet.
Saat ini, di Nabire pengguna internet terus bertambah setiap tahun.
“Berdasarkan data dari BPS, Telkom dan Kominfo Nabire menunjukkan pengguna internet aktif di Nabire pada tahun 2018 diperkirakan hanya 13.813 orang, namun di tahun 2022 telah berkembang menjadi 52.000 orang dari total jumlah penduduk,” ungkapnya.
Menurutnya, rata-rata penggunaan internet selama 8 jam 52 menit setiap harinya. Dari jumlah tersebut, pengguna internet dan media sosial kelompok usia milenial mencapai 56.64 persen.
Pengguna internet terus meningkat drastis di Nabire, baik jumlah pengguna maupun intensitasitas penggunaan setiap hari. Dan, akan terus meningkat.
“Oleh karena, literasi digital sangat penting terus dilakukan, terutama di kalangan milenial agar menggunakan internet untuk hal-hal yang baik,” ungkapnya.
Degei mengajak kepada para peserta pelatihan untuk mengendalikan perkembangan teknologi komunikasi informasi dengan mengutip pernyataan Jonathan Miller (1971) yang mengatakan bahwa “Manusia dan seluruh kediriannya yang menentukan perubahan semacam apa yang dikehendakinya dan bukan ditentukan oleh teknologi atau media komunikasi yang berada di luar dirinya”. (*)