Jayapura, Jubi – Lembaga Bantuan Hukum atau LBH Papua mempertanyakan Analisis Mengenai Dampak Lingkungan atau Amdal kepada pihak pemerintah pusat terkait proses pembangunan Rumah Sakit UPT Vertikal di Papua.
Direktur LBH Papua Emanuel Gobay berkata kepada pers di Abepura, Kota Jayapura, Sabtu (20/1/2024), bahwa Ketua RT/RW 002 di kawasan Konya, Kelurahan Kota Baru, Distrik Abepura, Kores Awom menceritakan kepada pihaknya. Pasalnya jika hujan selama satu atau dua jam berturut-turut, maka terjadi banjir di sekitar Kali Konya.
Jarak dari Konya ke tempat pembuangan air di pintu lubang batu itu tidak jauh. Kini kawasan itu menjadi kecil.
“Kemudian [saat terjadi] hujan deras itu membawa sampah kiriman dari berbagai macam tempat di kawasan Organda dan beberapa tempat lainnya, itu kemudian menutup pintu lubang batu, lalu mengakibatkan warga di sekitaran Kampung Konya terkena banjir,” ujar Gobay.
Sejak 2023 lalu pemerintah pusat melanjutkan pembangunan Rumah Sakit UPT Vertikal di kawasan kawasan Konya. Pada November 2023, LBH Papua membawa kuisioner, untuk meminta informasi dari warga sekitar kawasan Konya. Dari informasi warga setempat dan Awom, LBH Papua menilai, bahwa proses pembuatan Amdal itu tidak sesuai dengan mekanisme yang seharusnya.
Menurut Gobay, seharusnya ada tahapan kalau mengacu pada Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2009 Tentang Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup. Maka akan janggal jika pembangunan Rumah Sakit UPT Vertikal yang dikelola pemerintah pusat dengan anggaran APBN, tapi proses amdalnya tidak diketahui oleh masyarakat.
“Minimal [Amdal] itu warga Kampung Konya harus tahu bahwa air dan berbagai macam sampah itu dikelola seperti apa? Memulai dari sepanjang kawasan Kali Konya seperti apa? Mengelola lubang batu di pembuangan air akan seperti apa? Itu yang harus dijelaskan [kepada warga di Kampung Konya] tapi saat mengambil data tidak menjelaskan hal itu,” kata Gobay.
Warga kawasan Kampung Konya, Kores Awom bercerita, sejak 1960-an tidak pernah terjadi banjir. Namun, sejak 1999 kawasan tersebut mulai kebanjiran, sehingga Pemerintah Kota Jayapura mengalihkan parit di kawasan Kali Konya.
“Jadi, sejak tahun 2000-an hingga kini menjadi tempat langganan kebanjiran,” kata Awom.
Menurut Awom, seharusnya sebelum melanjutkan pembangunan rumah sakit itu, pemerintah terlebih dahulu membereskan masalah banjir. Kalau pihak yang membangun Rumah Sakit UPT Vertikal tidak menyelesaikan masalah banjir di kawasan jalur air, Awom mengkhawatirkan akan terjadi banjir yang mengorban warga Kota Jayapura, terutama di sekitar kawasan Konya, Abepura, dan Pasar Youtefa. (*)
Discussion about this post