Sentani, Jubi – Dinas Perkebunan dan Peternakan (Disbunnak) Kabupaten Jayapura menyiapkan stok daging sapi dan ayam serta telur, yang nantinya akan digunakan dalam pelaksanaan Kongres Masyarakat Adat Nusantara atau KMAN VI pada 24-30 Oktober mendatang.
Kepala Disbunnak Kabupaten Jayapura, Sambodo Samiyana, mengatakan daging sapi dan ayam serta telur yang disiapkan merupakan milik masyarakat peternak di sejumlah wilayah di Kabupaten Jayapura.
Untuk persiapan stok, sejak beberapa bulan lalu pihaknya sudah mengumpulkan para peternak dalam rangka menyiapkan hewan ternak mereka, yang nantinya dimanfaatkan untuk memenuhi kebutuhan konsumsi para peserta KMAN VI selama mengikuti rangkaian kegiatan sarasehan.
“Sesuai permintaan bidang konsumsi kepada kami untuk menyiapkan kebutuhan daging sapi, daging ayam dan juga telur,” jelas Sambodo di Sentani, Kamis (13/10/2022).
Dikatakan, jika kebutuhan daging per orang 100 gram, berarti akan disiapkan 500 kilogram daging. Begitu pun kebutuhan daging ayam, stok ayam potong di Kabupaten Jayapura masih bisa memenuhi kebutuhan konsumsi peserta, dengan asumsi kebutuhan antara 600 hingga 700 ekor per sekali masak. Bahkan untuk 1.000 ekor pun masih bisa dipenuhi karena stok yang tersedia masih cukup.
“Itu sama dengan 5 ekor sapi, untuk satu kali makan. Dan itu bisa kami penuhi. Sementara untuk telur ayam, produksi kita sekitar 14 ribu butir per hari. Jadi, masih bisa kita tanggulangi,” katanya.
Dalam menyiapkan stok daging dan telur pada saat pelaksanaan, pihaknya telah berkoordinasi dengan Himpunan Pelaku Usaha Peternakan di daerah ini dari Distrik Nimboran, Distrik Nimbokrang, Kampung Besum, Distrik Namblong, Distrik Kemtuk, dan sejumlah kampung lainnya.
“Nanti mereka yang siapkan. Untuk kebutuhan daging, nanti pada 22 Oktober itu mereka sudah mulai potong sapinya,” ucap Sambodo.
Sementara itu, Bupati Jayapura, Mathius Awoitauw, yang juga sebagai Ketua Umum KMAN VI, menjelaskan bahwa masyarakat adat di seluruh Nusantara sangat antusias untuk mengikuti KMAN VI di Kabupaten Jayapura, Tanah Tabi Papua.
Oleh sebab itu, kehadiran duta masyarakat adat ini harus disambut dengan meriah dan sukacita, karena momentum bersejarah ini hanya sekali dan tidak akan terulang untuk yang kedua kalinya di Papua.
“Sesungguhnya, pelaksanaan kegiatan budaya ini jauh dari kata mewah, dan masyarakat adat tidak mempersoalkannya. Namun persaudaraan, kebersamaan, serta penyatuan persepsi dari berbagai suku bangsa yang hadir nanti di Bumi Khenambai Umbai, itu yang sangat penting,” katanya. (*)