Jayapura, Jubi – Pekerja swasta dari kalangan Orang Asli Papua atau OAP masih sangat minim di Papua. Itu karena mereka dianggap kurang mempersiapkan diri dalam mengembangkan potensi kemampuan yang sesuai kebutuhan dunia kerja.
Motivator asal Papua Jose Alvan Ohei mengatakan peluang kerja di sektor swasta sebenarnya cukup banyak di Papua, terutama Kota Jayapura. Namun, lowongan itu rata-rata diisi oleh warga Non-Papua.
“Masalahnya, perusahaan merasa tenaga kerja OAP perlu lebih dipersiapkan soft skill, attitude, performance, disiplin, dan etos kerjanya. Kekurangan ini membuat OAP kalah bersaing [di dunia kerja],” kata Ohei, seusai menjadi motivator pada Pelatihan Pengembangan Diri bagi Pekerja OAP, Sabtu (4/5/2024).
Pelatihan Pengembangan Diri bagi Pekerja OAP digelar Lembaga Pelatihan dan Penyedia Tenaga Kerja Papua (LPPTKP). Kegiatannya berlangsung di aula Kantor Kelurahan Ardipura, Distrik Jayapura Selatan.
Ohei mengatakan peserta pelatihan nanti akan disatukan dalam Serikat Kerja Lokal Orang Papua (Siklop), organisasi bentukan LPPTKP. Itu untuk memudahkan pembinaan terhadap mereka.
“Siklop menjadi wadah mereka [para pekerja] untuk saling memberi dukungan. Apa yang ingin dikerjakan atau siapa yang butuh bantuan akan dibantu organisasi,” ujarnya.
Selain itu, LPPTKP juga akan menghubungkan para pekerja dengan kalangan dunia usaha. Mereka akan meminta perusahaan di Kota Jayapura memprioritaskan pekerja OAP dalam penerimaan pegawai.
“LPPTKP akan menjadi semacam jembatan antara tenaga kerja OAP dan perusahaan. Dengan langkah ini, kami harapkan makin banyak OAP dipekerjakan [oleh perusahaan di Kota Jayapura],” kata Ohei, yang juga penulis, dan pegiat literasi.
Menurutnya, LPPTKP dibentuk untuk merespons keresahan OAP yang sulit mendapat pekerjaan. Karena itu, mereka akan mempersiapkan tenaga kerja OAP yang terampil, dan mampu bersaing di bursa ketenagakerjaan di Papua.
“Lembaga ini dibentuk untuk membina dan menyiapkan [kemampuan] para pekerja OAP. Kalau bekerja, mereka menjadi produktif sehingga memberi kontribusi terhadap kesejahteraan lingkungannya [daerah],” kata Ohey, menjelaskan latar belakang pendirian lembaga yang baru berusia tiga hari tersebut. (*)
Discussion about this post