Wamena, Jubi – Kenaikan harga beras saat ini juga dirasakan di sejumlah pasar di Kabupaten Jayawijaya. Bukan hanya beras premium yang naik, bahkan beras Bulog pun ikut mengalami kenaikan.
Sebelumnya harga beras premium Rp 11.000 per kilogramnya, kini harganya mencapai Rp 20.000 bahkan ada yang Rp 27.000 per kilogramnya, sehingga kestabilan harganya masih fluktuatif.
Kepala Dinas Tenaga Kerja, Perindustrian dan Perdagangan Kabupaten Jayawijaya,m Lukas Kossay mengatakan Pemerintah Kabupaten Jayawijaya telah melakukan rapat koordinasi dengan perum Bulog di Wamena. Rapat ini membahas mengenai penyesuaian Harga Eceran Tertinggi (HET) yang ditetapkan nantinya.
“Hasil rapat koordinasi, kita segera netralisir secara normatif untuk disampaikan kepada pedagang untuk harga eceran tidak boleh lebih tinggi, di bawah Rp 20.000 per kilogram nya,” kata Kossay kepada Jubi di ruang kerjanya, Selasa (5/9/2023).
Menurutnya, dengan kenaikan harga beras premium berpengaruh juga kepada beras Bulog, sehingga pemerintah daerah akan menetapkan HET agar dapat tidak memberatkan masyarakat. Meskipun diakuinya saat ini belum dilakukan pengecekan lapangan mengenai harga beras, namun dari turun lapangan rutin diketahui memang telah terjadi kenaikan harga.
“Pemerintah daerah akan melakukan keseimbangan harga kepada pedagang maupun distributor, dimana pemerintah inginkan harga ada di tingkat kewajaran. Karena khawatir fluktuatif di harga pasaran,” katanya.
Ia menambahkan, saat ini Pemerintah Kabupaten Jayawijaya berupaya dalam pemanfaatan beras cadangan pemerintah yang saat ini ditangani PT Pos Logistik, agar ketika terjadi ketidakstabilan harga beras di pasaran, beras cadangan itulah yang akan menjadi pegangan kalau harga terus melonjak di pasaran.
“Beras cadangan pemerintah ini sifatnya hanya dipersiapkan saja, jika ketidakstabilan harga di pasaran belum juga bisa diatasi,” katanya. (*)