Sentani, Jubi – Ketua Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kabupaten Jayapura, Klemens Hamo, menegaskan bahwa wilayah pembangunan III dan IV di Kabupaten Jayapura wajib menanam kakao.
Hamo mengatakan, selain menjadi wakil rakyat, usaha lain yang sedang dijalankannya yakni mengolah lahan kakao bersama anggota keluarganya di Kaureh, dengan lahan seluas 20 hektare dan ditanami kakao sebanyak 13 ribu pohon.
Klemens meminta kepada pemerintah daerah melalui dinas terkait, agar serius dalam melaksanakan program pengembangan dan wajib tanam kakao di Kabupaten Jayapura. Iklim dan lahan yang nantinya digunakan sebagai kebun kakao sangat cocok, walaupun beberapa tahun belakangan ini banyak lahan kakao yang terserang hama.
“Dinas terkait jangan hanya acara seremonial saja yang dilakukan, pergi kasih bibit ke petani, setelah itu dibiarkan begitu saja tanpa pendampingan, dan pengembangan lebih lanjut, dinas terkait dalam waktu dekat akan kami panggil untuk hearing,” ujar Hamo di ruang kerjanya, Senin (4/4/2022).
Menurutnya, program pemerintah daerah bahkan visi dan misi sudah sangat jelas, bahwa pemanfaatan potensi sumber daya alam lokal selain sagu, juga ada kakao.
“Bicara kakao di Kabupaten Jayapura bukan barang baru, dinas terkait tidak boleh memanfaatkan kesempatan dalam kesempitan, untuk tidak melaksanakan tugasnya dengan serius. Harus ada data yang akurat, berapa lahan kakao yang tersisa setelah terserang hama, berapa petani yang masih aktif, dan berapa banyak bibit yang dibutuhkan dengan teknologi yang baru,” katanya.
Hamo juga mengakui, di masa pandemi ini untuk menjalankan program kerja masih terbentur soal anggaran yang dipangkas, baik pusat, provinsi, hingga kabupaten. Tetapi upaya lain yang terbaik harus dilakukan, agar petani di kampung-kampung tidak bosan menunggu.
“Potensi kakao ini sangat luar biasa jika dikelola dengan baik. Dinas terkait harus bersinergi dengan petani, fokus kerjanya semua diarahkan ke petani. Bila perlu, turunkan para pakar dan ahli, penyuluh, agar proses pengembangan dan pembinaan dapat berjalan baik. Sudah tentu, ada peningkatan ekonomi yang dirasakan oleh petani dari hasil produksi petani,” ucapnya.
Sementara itu, Yonathan, salah satu petani kakao di Kampung Kalisiu, Distrik Gresi Selatan, mengatakan kolaborasi pemerintah daerah dan Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM) yang serius menangani kakao, baik dalam maupun luar negeri, akan sangat membantu kerja-kerja petani kakao di masing-masing kampung.
“Program kerja dan anggaran dari pemerintah, bibit disiapkan oleh lembaga swadaya dengan teknologi terbaru, petani yang mengerjakan di lapangan. Semua akan berjalan dengan baik, untuk menghasilkan produksi kakao yang terbaik dari Kabupaten Jayapura. Selama ini kita jalan masing-masing,” ucapnya. (*)
Discussion about this post