Sentani, Jubi – Pelaksanaan Baku Timba Fest yang berlangsung selama 10 hari di lapangan apel Gunung Merah Sentani, Kabupaten Jayapura, seharusnya berakhir pada 3 September kemarin. Selama 10 hari kegiatan, uang yang berputar dalam event kuliner lokal tersebut mencapai 1 miliar 29 juta rupiah, untuk itu panitia memutuskan untuk melanjutkannya dengan Baku Timba Fest session II selama 10 hari ke depan yang dimulai sekarang.
Event Organizer (EO) Octo Entertaiment Octofianus Worabay mengapresiasi dukungan semua pihak, atas keberlangsungan Baku Timba Fest yang berlangsung selama 10 hari pertama. Menurutnya antusias warga yang setiap malam memadati kawasan Baku Timba Fest menjadi dongkrak utama pendapatan bagi para pengusaha kuliner yang menempati 60 tenda saat ini.
“Selanjutnya, untuk 10 hari session kedua ini, harga sewa tenda yang awalnya 3 juta di turunkan menjadi 2 juta 750 ribu rupiah,” kata Ockto sapaan akrabnya saat ditemui di kawasan Baku Timba Fest, Gunung Merah Sentani, Senin (4/9/2023).
Dikatakan, jumlah uang beredar selama perhelatan 10 hari adalah akumulasi pendapatan setiap tenda dalam semalam, yang dilaporkan juga setiap malam di akhir kegiatan. Hal ini wajib dilakukan agar dapat diketahui peningkatan jumlah pengunjung dan animo masyarakat, dalam membeli produk lokal yang tersedia.
“Acara ini sesungguhnya dari kita untuk kita, kami sebagai EO hanya menyiapkan fasilitas yang terbalut dalam kawasan wisata kuliner,” katanya.
Octo berharap 10 hari ke depan, Baku Timba Fest sesion II dapat berjalan dengan baik, dan semua yang hadir serta terlibat secara langsung akan mendapat manfaat dari kegiatan ini.
“Kitong (kita) punya mama-mama pedagang yang tadinya tidak dapat tenda, bisa datang dan memilih tempat atau ruang yang tersedia untuk menjual apa saja yang bisa dijual. Demikian juga dengan pengusaha yang lain, yang sudah mengambil tenda sejak awal bisa melaporkan diri kepada panitia untuk melanjutkan penjualannya atau tidak, sehingga tenda-tendanya bisa digunakan juga oleh pengusaha yang lain,” ujarnya.
Salah satu anggota DRPD Kabupaten Jayapura Harianto Piet Soyan mengatakan, Pemerintah Kabupaten Jayapura melalui OPD teknis harusnya memiliki data yang valid terhadap penyebaran kelompok UMKM di daerah ini.
Menurutnya, pembinaan UMKM sesungguhnya bukan hanya melalui ajang Baku Timba Fest seperti sekarang ini, tetapi untuk memastikan produk yang dihasilkan itu laris atau disukai oleh orang lain, maka event seperti Ini bisa menjadi indikatornya.
“Bagaimana mengemas produk lokal yang tepat dan disukai oleh banyak orang secara khusus kaum milenial sekarang. Sebuah produk, biasanya dilihat dari kemasan bagian luarnya, jika tertarik baru dibeli. Hal-hal seperti ini yang perlu ada pembinaan oleh pemerintah daerah,” ujarnya. (*)