Sentani, Jubi – Ketua Komisi C Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kabupaten Jayapura, Hariyanto Piet Soyan, mengatakan hingga saat ini belum ada kelas SMA persiapan di distrik terjauh di wilayah Kabupaten Jayapura.
Hal ini terungkap ketika Komisi C melakukan kunjungan kerja (kunker) bersama pemerintah daerah, pada Kamis dan Jumat akhir pekan kemarin di Distrik Airu.
Soyan menjelaskan, sekolah dasar dan sekolah menegah pertama sudah ada dan berjalan dengan baik, bahkan setiap tahun ada kelulusan siswa dari sekolah menengah pertama. Tetapi tidak ada SMA di Airu.
“Untuk itu, kami harapkan pemerintah daerah melalui Dinas Pendidikan dapat memikirkan hal ini dengan baik. Apalagi saat ini, SMA sudah dilimpahkan menjadi tugas dan tanggung jawab daerah. Kasihan siswa di sana, kejauhan untuk melanjutkan sekolah menegah atas,” ujar Soyan saat ditemui di kantornya ruang Komisi C DPRD Kabupaten Jayapura, Senin (27/2/2023).
Dalam kunjungan tersebut, katanya, sekolah dasar di Kampung Hulu atas masih ditemui siswa yang sudah lanjut usia, lalu fasilitas toilet yang sudah rusak parah bahkan untuk buang air kecil atau besar harus menuju rumah guru yang jaraknya juga cukup jauh.
“Dampaknya adalah lingkungan sekitar, tercemar dan bisa menimbulkan penyakit,” katanya.
Soyan berharap agar pemerintah daerah, distrik, serta kampung dapat memperhatikan persoalan layanan pendidikan dan lesehatan yang prima di Distrik Airu. Masih ada sejumlah sekolah yang kekurangan kelas dan bangku serta meja, untuk proses belajar mengajar.
Sedangkan untuk Puskesmas di Airu, kata dia, fasilitas penunjang harus disediakan seperti alat timbangan bayi dan orang dewasa, tempat tidur pasien, dan lainnya.
“Yang luar biasanya adalah semua petugas nakes dan guru-guru siap selalu di tempat tugas. Hal ini jarang kami temukan di distrik lain di Kabupaten Jayapura, bahkan yang terdekat dengan kota, masih ada guru-guru dan nakes yang tinggalkan tempat pelayanan,” ujar Soyan.
Sementara itu, salah satu tenaga kesehatan di Airu, Valen Sokoy, mengatakan jarak antara kota dan Distrik Airu memang sangat jauh dan cukup melelahkan dalam perjalanan.
“Setelah urusan di kota selesai, harus segera kembali ke tempat tugas. Karena sangat berdosa sekali, ketika ada pasien lalu tenaga medis atau kesehatan tidak di tempat. Memang saya bukan satu-satunya tenaga kesehatan yang kerja, masih ada rekan lain yang juga punya prinsip sama seperti saya. Karena ini pekerjaan kemanusiaan,” ucapnya. (*)