Mulia, Jubi – Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Mulia, Puncak Jaya, Papua sejak Jumat pekan lalu, hingga Selasa, 17 Agustus 2022, disibukkan dengan antrian pasien dan kegiatan operasi mata katarak. Rata-rata pasien sudah lanjut usia.
Wakil Bupati Puncak Jaya, Dinas Geley mengatakan masyarakat Puncak Jaya, khususnya yang berusia lanjut, banyak yang mengalami kebutaan akibat katarak. Namun, keterbatasan sumber daya dan peralatan medis, membuat operasi mata katarak tak dilakukan.
Prihatin melihat kondisi itu, Geley mengundang sebuah tim dokter, yang tergabung dari beberapa instansi pemerintah dan swasta, untuk melakukan operasi katarak.
Ia mengatakan, operasi tersebut dilakukan para dokter dan perawat di bawah pimpinan Andreas Sofiandi yang juga dikenal sebagai Ketua Umum Perkumpulan Sosial Himpunan Bersatu Teguh.
Andreas Sofiandi bersama tim-nya, dikenal sebagai tim dokter lama telah berkecimpung di dunia kemanusiaan dan kesehatan. Operasi mata katarak menjadi salah satu program kerja tim ini.
โSaya mendengar nama beliau [Andreas Sofiandi] dan kelompoknya dengan kegiatan-kegiatan kemanusiaan di mana-mana, di Indonesia ini bahkan sampai ke luar negeri. Saya pikir mungkin Pak Andreas dan tim dokternya bisa bantu orang-orang tua kami di sini jadi kami undang, meminta dengan segala hormat supaya bisa bantu kami,โ kata Deinas Geley, Mulia, Senin [18/8/2022].
Permintaan langsung yang dilakukan Geley di Jakarta itu berbuah manis.
Andreas Sofiandi bersama 7 anggota timnya tiba di Mulia, Puncak Jaya bersamaan pada hari kunjungan kerja Menteri Sosial RI, Tri Rismaharini pada Jumat, 12 Agustus 2022.
โSaya sebagai Wakil Bupati bersama masyarakat Puncak Jaya sangat bersyukur kepada Tuhan dan haturkan terima kasih banyak kepada Pak Andreas bersama tim, karena melihat kami di sini dan mau melayani kami. Sekarang sudah ada puluhan orang tua kami yang bisa melihat lagi setelah operasi,โ ujar Geley.
Geley berharap, melalui operasi mata katarak, angka orang buta atau yang mengalami penurunan penglihatan karena katarak bisa berkurang di daerah yang berada di ketinggian 3500 di atas permukaan laut itu.
Direktur RSUD Mulia, dr. Muhammad Nazir mengatakan masyarakat di Puncak Jaya dengan mata yang mengalami penurunan penglihatan hingga buta karena katarak cukup banyak.
โHampir setiap tahun terjadi penambahan kasus-kasus katarak,โ kata dr. Nazir.
Selama ini, kata dr. Nazir, keterbatasan tenaga dokter hingga anggaran menjadi kendala di RSUD Mulia untuk melakukan operasi mata katarak, meski banyak pasien yang berdatangan.
โSelama ini, karena kami tidak punya SDM dan biaya untuk merujuk pasien cukup tinggi jadi ya kita sebatas mengedukasi masyarakat untuk bersabar dahulu sampai pertolongan itu datang. Dan, alhamdulilah, puji Tuhan, hari ini kita kedatangan Pak Andreas bersama tim dan dan itu merupakan sesuatu yang sangat-sangat kita nantikan di Puncak Jaya,โ kata dr. Nazir.
Dokter Nazir mengatakan, pihaknya juga sangat membutuhkan beberapa obat-obatan hingga alat-alat untuk kesehatan mata.
Berdasarkan data RSUD Mulia, dr. Nazir mengatakan terdapat 10 jenis penyakit yang sering dikeluhkan dan diobati. Di antaranya malaria, Ispa, penyakit tulang dan otot, malnutrisi, mata, penyakit kulit, PMS, TB, hingga HIV/AIDS. (*)