Jayapura, Jubi –Sejak Jumat (29/9/2023), para sopir taksi rental yang biasa melayani penumpang di Bandara Internasional Sentani di Kabupaten Jayapura, Papua, memasang baliho larangan bagi para sopir taksi aplikasi daring seperti Maxim dan Gocar mengambil penumpang di bandara. Para sopir taksi rental Bandara Sentani menilai persaingan usaha tidak adil, karena tarif taksi aplikasi daring terlalu murah dan sopirnya tidak dibebani uang parkir ataupun iuran.
Para sopir taksi rental membuat baliho besar berisi larangan bagi sopir layanan taksi aplikasi daring atau online mengambil penumpang di Bandara Sentani. Baliho itu menyatakan taksi aplikasi daring yang kedapatan mengambil penumpang di Bandara Sentani akan ditahan di area parkir bandara.
Yance Rumbiak, seorang supir taksi rental di Bandara Sentani menyatakan adanya sopir taksi aplikasi daring merugikan mereka. Menurutnya, para sopir taksi rental di bandara itu kesulitan mencari penumpang, karena kebanyakan penumpang memilih layanan taksi aplikasi daring yang lebih murah.
“Jadi sudah ada taksi rental yang mencari [penumpang] di bandara. Kalau taksi online mengambil penumpang di sini, baru kami yang mencari [penumpang] di sini bagaimana?”
Rumbiak menyatakan persaingan melawan sopir taksi aplikasi daring tidak adil, karena sopir taksi aplikasi daring tidak dibebani kewajiban membayar uang parkir bandara yang mahal dan iuran bulanan.
“Mereka enak ambil penumpang langsung jalan, tidak bayar parkir. Sedangkan kami harus bayar parkir per jam Rp6 ribu. Kalau kami parkir lebih dari satu jam, kami bayar Rp10 ribu. Kami juga bayar iuran setiap satu bulan, itu kami setor ke Angkasa Pura Rp300 ribu [per mobil per bulan]. Makanya itu kami larang kendaraan [taksi] online untuk masuk ambil penumpang [di bandara],” ujarnya.
Menurutnya, larangan itu tidak berlaku bagi taksi aplikasi daring yang mengantar penumpang ke bandara. “[Kalau] mereka ambil dari luar, baru drop di sini, itu tidak apa-apa. Taksi online lebih murah dari kami, tapi tidak begitu juga [cara beroperasinya]. Kami mau cari penumpang saja setengah mati sekali,” katanya.
Sopir taksi rental lainnya, Amsar mengatakan pendapatannya berkurang karena sepi penumpang semenjak adanya layanan taksi aplikasi daring. Ia kerap seharian tidak mendapat penumpang, karena pengguna pesawat yang tiba di Bandara Sentani lebih memilih layanan taksi aplikasi daring.
“Kami setiap hari bayar parkir, setor iuran ke Angkasa Pura, baru penumpang semua lebih memilih taksi online. Makanya para sopir yang ada di Bandara Sentani sepakat untuk melarang taksi online mengambil penumpang dari dalam bandara,” katanya.
Abraham Wenda, seorang supir taksi di bandara juga mengatakan taksi online tarifnya terlalu murah, sehingga penumpang lebih memilih ikut taksi online. “Taksi online memang tidak salah, Cuma tarifnya yang terlalu murah. “Dan bukan kami saja yang mengeluh tapi sopir angkutan umum juga mengeluh tentang adanya taksi online sehingga penumpang sudah jarak ikut taksi mereka,” ujarnya. (*)