Jayapura, Jubi – Tradisi membuat helay atau peralatan makan yang terbuat dari tanah liat telah diwariskan selama delapan generasi masyarakat adat Kampung Abar, Distrik Ebungfau, Kabupaten Jayapura, Provinsi Papua. Hal itu dinyatakan Naftali Felle, kepala suku dan juga Ketua Kelompok Pengrajin Gerabah Tradisional Titian Hidup Kampung Abar pada Sabtu (23/9/2023).
Kampung Abar adalah salah satu permukiman di Danau Sentani, Kabupaten Jayapura. Kampung Abar dikenal karena tradisi kerajinan gerabah tradisionalnya. Tradisi membuat helay itulah yang membuat kampung itu dikembangkan sebagai kampung wisata.
Naftali Felle menjelaskan masyarakat adat Kampung Abar telah mewarisi tradisi membuat helay atau peralatan makan berbahan tanah liat (gerabah) selama delapan generasi. Tradisi helay Kampung Abar berakar kepada kepiawaian masyarakat adatnya mengolah lima jenis tanah lihat yang berwarna merah, coklat, hitam, kuning, dan putih.
Menurut Felle, ada empat jenis helay yang dibuat para perajin di Kampung Abar. Keempat jenis helay itu adalah sempe (mangkuk gerabah besar untuk membuat dan mengaduk papeda), belanga untuk memasak ikan, cetakan sagu bakar, dan tempayan untuk merendam dan menyimpan sagu.
“Helay itu nilai budayanya tinggi. Di Suku Sentani, hanya kami di Kampung Abar yang memiliki budaya dan [pengetahuan] cara membuat helay. [Saya] generasi kedelapan, dan sekarang kami buka kelas gerabah untuk generasi kesembilan,” kata Felle.
Menurutnya tradisi helay itu merupakan salah satu kearifan lokal yang harus diwariskan kepada generasi berikutnya. Felle ingin tradisi membuat helay tidak hanya terwariskan kepada generasi kesembilan, namun juga diturunkan kepada generasi berikutnya.
Menurut Felle, tradisi gerabah bisa menunjang kebutuhan perekonomian masyarakat yang ada di Kampung Abar. Berkat tradisi itu, Kampung Abar dikembangkan menjadi kampung wisata yang unik, yang hanya dapat dijangkau wisatawan melalui perjalanan berperahu dari Dermaga Kampung Yahim, Kelurahan Dobonsolo, Distrik Sentani.
Gerabah Kampung Abar juga bernilai dan menjadi alat tukar atau barter saat pembayaran maskawin. Hal itulah yang membuat Felle ingin generasi muda Kampung Abar terus belajar dan mengembangkan helay. Beragam upaya pun dilakukan.
Felle bersama Kelompok Pengrajin Gerabah Tradisional Titian Hidup mengajarkan tradisi membuat helay kepada para wisatawan yang berkunjung ke sana pada 23 September 2023. Dengan harga Rp175 ribu, setiap wisatawan berkesempatan mempelajari teknik tradisional pembuatan helay. Kelompok Pengrajin Gerabah Tradisional Titian Hidup juga membuat Festival Helay Mbay Hote Mbay di Kampung Abar pada 29 – 30 September 2023 lalu. (*)