Jayapura, Jubi – Rakyat Papua menggelar Ibadah Kebaktian Kebangunan Rohani (KKR) Peduli Kemanusiaan Victor Yeimo pada Minggu (19/02/2023) di Pos PI Maranatha Kota Jayapura. Usai Ibadah KKR, umat yang hadir menggelar Ebamukai (Alas Tikar) untuk kebutuhan kesehatan Tuan Victor Yeimo.
Hal itu disampaikan perwakilan aktivis KNPB Numbay, Sektor Egago Wiyai Martinus Nakapa kepada Jubi melalui pesan singkatnya, Senin (20/02/2023).
Victor Yeimo ditangkap polisi pada 9 Mei 2021 karena dituduh terlibat kerusuhan yang terjadi pasca demonstrasi anti rasisme Papua di Kota Jayapura pada 29 Agustus 2019. Yeimo kemudian didakwa melakukan makar dalam persidangan di Pengadilan Negeri (PN) Jayapura pada 21 Februari 2022.
Nakapa mengatakan , dalam peristiwa rasisme Victor Yeimo tidak tahu menahu. Victor Yeimo ditangkap oleh aparat keamanan Indonesia, karena membela rakyat dan bangsanya; Papua.
“Victor Yeimo adalah salah satu dari sekian banyak pejuang kebebasan bagi rakyat Papua yang ditindas dan dijajah oleh kolonialisme Indonesia dalam ekspresi damai, dia ditangkap dan diadili di pengadilan, itu sangat tidak adil,” katanya.
Nakapa mengatakan, setiap manusia itu penting di mata Tuhan, sehingga kita harus berjuang menghapus praktik diskriminasi dan rasisme demi kebebasan bangsa Papua. Hal itu tidak bisa hanya menjadi buah bibir semata.
“Mari kami bersama dengan Tuan Victor Yeimo berjuang, bertindak berdasarkan harapan dan suara hati rakyat yang lemah di atas alam leluhurnya sendiri di Tanah Papua,” katanya.
Dalam Khotbahnya, Yan You merenungkan Firman Tuhan yang dikutip dari perikop (Matius, 25:35-36) “Mari Kita selamatkan Manusia.”
“Kita harus memperjuangkan nilai nilai Kemanusiaan, selama kita hidup di bumi ini, sebab setiap manusia membutuhkan kebebasan dan damai untuk abadi,” katanya.
You mengatakan, Victor Yeimo memiliki kesadaran diri itu untuk membela bangsanya.
“Sebagai aktivis, Rakyat Papua yang sebagai Umat Tuhan yang sedang mengalami penjajahan dan korban berbagai pelanggaran HAM, mari kita bersatu perjuangan kebebasan Bangsa Papua Barat demi kehidupan yang baik nantinya,” katanya.
You mengatakan, sebagai manusia tidak boleh diam, harus bicara atas penderitaan umat kita di bumi Papua yang dilakukan oleh kaum pemodal kapitalisme, militerisme, kolonialisme, imperialisme secara tidak manusiawi.
“Kami berharga di hadapan Tuhan. Manusia bukan harus dihina, bukan juga kriminalisasi oleh manusia itu sendiri, melainkan diselamatkan oleh manusia untuk manusia, karena manusia itu penting bagi manusia dan manusia berguna bagi Tuhan,” katanya.
Badan Pengurus Jemaat (BPJ) Pos Pi Maranatha, Klasis Kota Jayapura Metias Gobai mengatakan, Victor F. Yeimo tidak berbicara tentang suku Mee, atau masalah keluarganya sendiri.
‘Hari ini Victor Yeimo berbicara tentang nasib bangsa Papua yang di dalamnya ada Orang asli Papua dan Non-Papua secara umum dari berbagai kalangan yang dihina,” katanya.
Gobay mengatakan, gereja harus untuk menyuarakan kebenaran secara bertindak, tidak hanya berdoa.
“Kami harus berdoa dan bekerja adalah solusi kebebasan bagi umat yang tertindas. Karena rasisme itu bukan kepada hanya satu orang, tapi masalah orang asli Papua bahkan masalah internasional. Kami Rakyat Papua bukan monyet, segera bebaskan Victor F. Yeimo sebab dia bukan pelaku rasis tapi korban rasis,” katanya. (*)