Jayapura, Jubi – Ketua Lembaga Perkumpulan Perlindungan dan Pengembangan Bahasa Daerah Papua, Withen Kolago berharap Pemerintah Provinsi Papua Pegunungan memberikan perhatian serius terhadap perlindungan bahasa daerah di Papua Pegunungan. Hal itu disampaikan Kolago di Kota Jayapura, Papua, pada Kamis (25/1/2024).
Kolago mengatakan terdapat 46 bahasa daerah/bahasa ibu yang ada di Provinsi Papua Pegunungan. Penuturnya adlaah 46 suku di Papua Pegunungan yang tersebar di Kabupaten Jayawijaya (5 bahasa), Kabupaten Mamberamo Tengah (4 bahasa), Kabupaten Lanny Jaya (2 bahasa), Kabupaten Nduga (2 bahasa), Kabupaten Pegunungan Bintang (13 bahasa), Kabupaten Tolikara (1 bahasa), Kabupaten Yalimo (1 bahasa), dan Kabupaten Yahukimo (19 bahasa).
Kolago mengatakan harus ada upaya agar bahasa di berbagai daerah Papua Pegunungan tidak punah. “Semua masih ada penutur. Tapi ada beberapa orang Papua yang merantau. Itu yang anak-anak sudah tidak bisa berbahasa daerah. [Saya] melakukan pendataan dan riset sejak 2021 sampai 2002,” katanya.
Kolago mengatakan pihaknya telah membuat buku panduan/petunjuk berisi tentang bahasa-bahasa daerah di Papua Pegunungan. Selain itu menulis kamus bahasa Lani, bahasa Dani atas, bahasa Dani Tengah dan perhitungan matematika dalam bahasa Hubula. Hasilnya telah didaftarkan di Kantor Wilayah Kementerian Hukum dan HAM Papua.
“Kalau kamus itu kami kerja tim,” ujarnya.
Kolago mengatakan buku yang mereka susun bisa menjadi panduan Pemerintah Provinsi Papua Pegunungan dalam menyusun program pelestarian bahasa ibu. “Ketika ada data [bahasa dan suku] ini Pemerintah Provinsi Papua Pegunungan bisa membuat program khusus sesuai dengan jumlah suku yang ada ada. Jangan sampai suku yang kecil tidak diperhatikan,” katanya.
Sukardi menyatakan bahasa daerah yang telah direvitalisasi itu adalah bahasa Tobati di Kota Jayapura, bahasa Sentani di Kabupaten Jayapura, bahasa Biyekwok di Kabupaten Keerom, bahasa Sobei di Kabupaten Sarmi, bahasa Marind di Kabupaten Merauke, bahasa Kamoro di Kabupaten Mimika, bahasa Biak di Kabupaten Biak Numfor, bahasa Atam di Kabupaten Manokwari, dan bahasa Moi di Kabupaten Sorong.
“Di tahun 2024, kami akan menambah satu bahasa daerah lagi [untuk direvitalisasi], yaitu bahasa Baliem di Kabupaten Jayawijaya. Jadi totalnya nanti ada 10 bahasa,” katanya. (*)
Untuk melihat lebih banyak content JUBI TV, click here!