Jayapura, Jubi – Kapal perintis telah berlabuh di Teluk Umar dan Yaur, Kabupaten Nabire, Papua Tengah beberapa hari lalu.
Anggota DPR Papua melalui mekanisme pengangkatan dari daerah pengangkatan wilayah adat Meepago, John NR Gobai mengatakan kapal perintis telah berlabuh di Teluk Umar dan Yaur pada 12 Januari 2024 lalu.
“Selama ini kapal perintis belum pernah masuk ke Teluk Umar dan Yaur. Itulah sebabnya selama ini kami terus berupaya mendorong, agar kapal perintis bisa masuk ke wilayah itu. Puji Tuhan, Tuhan telah membuka jalan,” kata John Gobai saat menghubungi Jubi, Rabu (17/1/2024).
Menurutnya, setelah kementerian Perhubungan melalui Dirjen Perhubungan Laut menyetujui kapal perintis beroperasi di wilayah tersebut, akhirnya apa yang diharapkan masyarakat setempat kini bisa terwujud.
“Kapal perintis berlabuh di Teluk Umar ketika itu, sekitar jam 08 pagi dan di Yaur sekitar jam 01 siang,” ucapnya.
Katanya, setelah kapal perintis masuk ke wilayah itu, pihaknya meminta dukungan Pemprov Papua Tengah dan Pemkab Nabire, agar fasilitas yang masih kurang dapat dilengkapi.
“Kami juga berharap masyarakat dari kampung-kampung sekitar, dapat membawa hasil bumi ke Kota Nabire atau Waropen, dan dapat ikut menjaga kenyamanan kapal ketika berlabuh,” ujarnya.
Ketua Kelompok Khusus DPR Papua itu menyatakan, Teluk Umar merupakan distrik di daerah perbatasan antara Kabupaten Nabire, Papua Tengah dan Kabupaten Wasior, Papua Barat.
Di sana ada kampung, yakni Kampung Yeretuar, Kampung Napan Yaur, Kampung Bawei, dan Kampung Goni.
Untuk memperpendek rentang kendali dan pemerataan pembangunan terutama pembangunan transportasi laut maka diperlukan akses kapal perintis ke wilayah tersebut.
“Terhitung 12 Januari 2024, Kementerian Perhubungan Republik Indonesia melalui Dirjen Perhubungan Laut menyetujui dan merencanakan Kapal Perintis Sabuk Nusantara 63 mulai beroperasi atau masuk berlabuh di Kampung Yaur, Distrik Teluk Umar (Yeretuar), Kabupaten Nabire, Provinsi Papua Tengah,” katanya.
Potensi Daerah di Teluk Umar Nabire
Katanya ada berbagai potensi di wilayah Teluk Umar. Misalnya, terdapat 50 hiu paus, ribuan jenis ikan dan ratusan potensi terumbu karang. Juga, terdapat satwa yang lindung di kawasan hutan di sana.
Menurutnya, dari dokumen Pemerintah Distrik Teluk Umar, di wilayah itu memiliki kurang lebih 1.122 spesies ikan dilindungi. Potensi karang, tercatat 150 jenis dari 15 famili, tersebar di tepian 18 pulau besar dan kecil.
Persentase penutupan karang hidup bervariasi antara 30, 40 sampai 65, dan 64 persen. Terdapat lebih 10 jenis terumbu karang baru antara lain Turbinari Sp. 1, Montipora Sp. 1, Astropora Sp. 2, Astropora Sp. 1, Funglid. Sp 1, Foviid. Sp 1, Polites. Sp 2, Anacropora, Sp. 1, Pectinic Sp. 1 dan beberapa lain.
Teluk umar juga memiliki beberapa destinasi wisata, di antaranya Tanjung Napan Yaur dan Perairan Napan Yaur. Kegiatan wisata yang dapat dilakukan di tempat ini diantaranya pengamatan burung cenderawasih dan pengamatan Kima (Tridacna spp.) yang dikumpulkan masyarakat sehingga lebih memudahkan untuk melihat keanekaragaman jenis kima yang ada dalam kawasan.
Selain itu ada pula Pulau Manimaje Pulau Nurage yang bisa menjadi destinasi wisata. Kegiatan wisata yang dilakukan di tempat ini adalah wisata diving/snorkeling dengan pengamatan keanekaragaman dan panorama terumbu karangnya.
“Terdapat juga air terjun di Kampung Bawei. Potensi perikanan di Teluk Umar dan Yaur juga sangat menjanjikan, yang dikenal mendunia adalah wisata hiu paus. Untuk itu, kehadiran kapal perintis Sabuk Nusantara 63, dapat dimanfaatkan dengan baik oleh masyarakat. Selain untuk transportasi atau mobilisasi masyarakat, juga dapat dimanfaatkan menjual hasil bumi warga. Aparat pemerintah, guru mantri juga dapat pergi dan pulang ke Teluk Ymar dan Nabire,” kata Gobai. (*)
Discussion about this post