Jayapura, Jubi – Ketua Forum Komunikasi Orangtua Mahasiswa Penerima Beasiswa Otsus Dalam Negeri dan Luar Negeri, Jhon Reba menyatakan data penerima beasiswa Otonomi Khusus Papua dari Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia atau BPSDM Papua ternyata tidak valid. Data itu salah mencatat nomor rekening, lokasi negara tempat studi, atau nama perguruan tinggi penerima beasiswa Otonomi Khusus Papua.
Hal itu dinyatakan Reba di Kota Jayapura, Provinsi Papua, pada Rabu (21/6/2023). Menurut Reba, para orangtua penerima beasiswa Otsus Papua datang dengan membawa salinan KTP, salinan buku rekening bank anaknya, dan salinan data/catatan studi anak mereka.
Data dan dokumen 432 mahasiswa penerima beasiswa Otsus Papua dari para orangtua kemudian dibandingkan dengan data 3.171 penerima beasiswa Otsus Papua dari BPSDM Papua yang sudah diverifikasi di Kementerian Dalam Negeri.
“Data itu kemudian kami kroscek dengan data BPSDM Papua yang sudah diverifikasi di Kementerian Dalam Negeri. Ternyata data yang sudah diverifikasi itu pun masih tidak valid,” kata Reba.
Reba menyatakan pengecekan silang yang sudah berlangsung sejak 16 Juni 2023 telah menemukan kesalahan pencatatan ratusan nomor rekening penerima beasiswa. “Nomor rekening yang tidak sesuai 236 rekening,” ujar Reba.
Reba menyatakan nomor rekening yang tidak sesuai sangat berdampak terhadap proses pengiriman biaya pendidikan maupun biaya hidup mahasiswa. Pihaknya meminta BPSDM Papua harus menyelesaikan persoalan ini.
“Ada kesalahan pembayaran dan itu paling banyak penolakan transaksi, banyak transaksi gagal [karena] nomor rekening salah. Kemungkinan salah input, atau data tidak pernah diperbaharui BPSDM Papua. Kita perlu konfirmasi, karena yang bisa menyatakan itu benar adalah pihak bank [maupun BPSDM]. Kami konfirmasi ke mahasiswa lagi, kami belum yakin itu benar atau tidak Itu butuh penjelasan dari pihak bank [maupun BPSDM],” ujarnya.
Selain masalah nomor rekening yang tidak sesuai, Reba menyatakan para orangtua juga menemukan data 67 domisili penerima beasiswa Otsus Papua yang salah. Selain itu, ada 18 mahasiswa yang datanya tidak ada dalam data BPSDM Papua. Ada 16 kesalahan data lokasi negara kuliah mahasiswa, dan ada 26 kesalahan data nama perguruan tinggi tempat studi mahasiswa.
“Yang kami lakukan hari ini adalah proses pengecekan silang data. Jadi kita belum masuk dalam verifikasi dan validasi data. Tahapnya masih proses pengecekan silang data internal orangtua dan mahasiswa. Berdasarkan analisis data, ditemukan banyak data yang tidak sesuai,” kata Reba.
Dalam pengecekan silang itu, juga ada seorang mahasiswa yang sedang berkuliah di luar negeri, namun dicatat BPSDM Papua sebagai mahasiswa yang berkuliah di dalam negeri. “Pencocokan silang masih berjalan sampai hari ini,” katanya. (*)