Jayapura, Jubi – Ketua Forum Komunikasi Orangtua Mahasiswa Penerima Beasiswa Otsus Dalam dan Luar Negeri, Jhon Reba menyatakan Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia atau BPSDM Papua belum menyelesaikan pembayaran tunggakan beasiswa bagi mahasiswa penerima beasiswa Otonomi Khusus periode 2022. Hal itu disampaikan Reba di Kota Jayapura, Senin (19/6/2023).
“Untuk pembayaran tunggakan BPSDM sudah disampaikan bahwa proses berlangsung terakhir 16 Juni 2023. Namun dalam verifikasi [pada Senin] masih ada mahasiswa yang [dibayarkan] tunggakannya [pada periode] 2022. Dibuka kesempatan lagi bagi orangtua [untuk] memberikan bukti bahwa mereka belum dibayarkan. Orangtua agar membawa bukti ke BPSDM, agar itu bisa diselesaikan,” kata Reba.
Reba menyatakan dalam pertemuan pada Senin (19/6/2023) pihak BPSDM Papua melaporkan membayarkan tunggakan bagi seribuan lebih mahasiswa penerima beasiswa Otonomi Khusus. Padahal, demikian menurut Reba, saat ini terdapat 3.171 mahasiswa penerima beasiswa Otonomi Khusus di Tanah Papua.
“Kalau dalam laporan sudah lebih dari seribuan mahasiswa [yang telah dibayar tunggakan beasiswanya]. Itu data yang disampaikan BPSDM Papua. Nanti kami konfirmasi dengan data dari orangtua. Ada bukti pembayaran, tetapi kami pastikan lagi apakah anak-anak kami sudah menerima sesuai dengan laporan BPSDM Papua,” ujarnya.
Dirjen Bina Keuangan Daerah Kementerian Dalam Negeri, Simon menyatakan secara resmi pihaknya telah menerima surat pemberitahuan proses pembayaran tunggakan periode 2022 dari BPSDM Papua pada 12 Juni 2023. Simon menyatakan dalam surat itu BPSDM Papua menjelaskan dari Surat Perintah Pencairan Dana (SP2D) senilai Rp122 miliar, sudah tersalurkan Rp68 miliar.
Sisanya, Rp54 miliar, akan dibayarkan setelah dilakukan validasi data mahasiswa. “Kalau data itu telah diverifikasi, akan dilakukan pencairan. Prinsipnya, SP2D sudah tersedia, tetapi ada verifikasi data yang harus divalidasi. Kami mendorong pembayaran itu segera dilakukan,” kata Simon dalam diskusi daring bertajuk “Mencari Solusi Penyelesaian Beasiswa Otsus Papua di Dalam dan Luar Negeri” yang diselenggarakan Analisis Papua Strategis, pada Senin malam. (*)